ALAMI DAN ILMIAH (PRODUK HERBAL/PERLEBAHAN TERBAIK)

ANDA BUTUH PRODUK PERLEBAHAN SEPERTI: ROYAL JELLY, MADU, POLLEN , PROPOLIS, HUB. SAYA DI 081342042120

Sunday, May 17, 2009

Virus HIV Menular dalam Waktu 4 Jam

http://sehat-ituindah.blogspot.com
Tahukah Anda virus HIV mampu menjangkau lapisan kulit kelamin wanita yang sehat, untuk mencapai sel-sel kekebalan dalam jangka waktu empat jam.

Hal tersebut berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan para peneliti Amerika dibidang kesehatan.

Berdasarkan penemuan terdahulu, lining secara normal pada zona vagina dapat menghambat efektifnya virus HIV saat melakukan kegiatan seks. Hal tersebut disebabkan karena saat proses kegiatan seks berlangsung, sejumlah besar virus HIV tidak bisa menjangkau jaringan yang terdapat dalam tubuh.

Tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran dari Universitas Northwestern, HIV bisa menjangkau secara normal pada jaringan alat kelamin yang sehat, ke dalam bagian terdalam vagina dan membentuk sel kekebalan tubuh dan menyebar ke leher vagina.

Kepala investigasi, yang juga seorang Professor Sel dan Molekular Ilmu Biologi di San Fransisco, Thomas Hope mengatakan, penemuan tersebut merupakan hasil penting yang perlu diketahui dan di luar dari perkiraan para ilmuwan selama ini.

"Kami mendapatkan pemahaman baru dari bagaimana HIV bisa menyebar pada zona alat kelamin wanita. Sampai saat ini pun, para ilmuwan tidak memiliki ide mengenai secara detail dari bagaimana transmisi seksual dari HIV benar-benar bekerja, mekanismenya masih belum jelas," ujarnya, seperti dikutip dari Sexual Health, Jumat (23/1/2009).

Diharapkan dari penemuan baru tersebut, dapat mengembangkan penemuan baru adanya mikrobasida dan vaksinasi baru untuk membantu dan melindungi wanita melawan HIV. Berdasarkan data Pusat Pengontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika disebutkan, sebagian besar infeksi HIV terjadi pada wanita dengan perkiraan sebanyak 56.300 infeksi baru per tahun dan 26 persen merupakan kasus baru HIV.

"Kita membutuhkan strategi pencegahan baru atau therapy untuk memblok pintu masuk virus HIV melalui kulit kelamin wanita dan sejauh ini, kondom masih efektif 100 persen mampu memblok masuknya virus. Namun kami masih mengkhawatirkan karena masyarakat umum tidak sering menggunakan kondom karena alasan lain dan budaya," pungkas Hope.
Sumber: okezone.com

Thursday, May 7, 2009

Dehidrasi, Ganggu Fisik & Daya Ingat

http://sehat-ituindah.blogspot.com
DEHIDRASI atau kekurangan cairan dalam tubuh bisa berdampak pada gangguan kesehatan. Sayangnya, sebagian masyarakat belum memahami kesadaran dan faedah air untuk tubuh.

Air minum tak hanya menyegarkan tubuh. Air minum juga memiliki khasiat yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Kurangnya asupan air minum bisa berdampak pada gangguan kesehatan. Kurangnya air minum bisa menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan, bahkan kematian. Ironisnya, kesadaran kita akan pentingnya air minum untuk tubuh masih minim.

Menurut penelitian yang digelar Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia, kesadaran akan faedah dan pentingnya air minum bagi tubuh manusia masih sangat rendah, khususnya di kalangan remaja Indonesia. Memang penelitian tidak dilakukan di seluruh Indonesia, melainkan hanya di Jakarta Utara dan Bandung Barat.

Dr Widyaningrum, dokter yang tergabung dalam penelitian dengan responden warga Jakarta Utara dan Bandung Barat ini, mengatakan, hasil penelitian menunjukkan sekitar 51,1 persen remaja Indonesia minim pengetahuan tentang kegunaan dan pentingnya air minum. Survei dilakukan terhadap 209 remaja dan 194 orang dewasa yang berdomisili di Jakarta Utara dan Bandung Barat.

"Hanya 35,9 persen remaja yang tahu bahwa sumber air bagi tubuh juga dapat berasal dari makanan atau buah dan 34 persen remaja yang mengetahui kapan tubuh membutuhkan air lebih banyak," ucap dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dikatakan, dari segi perilaku atau kebiasaan minum, sebanyak 62,1 persen remaja dan 59,8 persen orang dewasa lebih menyukai air putih. Alasannya karena rasa aman, dan kemudahan dalam memerolehnya. Adapun sumber air minum keluarga di daerah penelitian ini pada umumnya berasal dari air kemasan galon, air ledeng, dan air sumur.

Masih berdasarkan penelitian, sekitar 45,3 persen keluarga merasakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Di antaranya warna air yang kurang bening, beraroma, ketersediaan air,serta harga yang semakin meningkat. "Rata-rata biaya yang dikeluarkan remaja untuk membeli air minum di luar rumah per minggu yakni Rp18.311, sementara pengeluaran orang dewasa Rp22.454," katanya.

Kurangnya pemahaman soal pentingnya air minum secara otomatis memengaruhi gaya hidup mereka. Artinya, mereka tak mengetahui bahaya akan kebiasaan kurang minum. Lebih lanjut ditambahkan Ningrum, kurang minum dapat berdampak pada gangguan kesehatan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar,pingsan dan kematian, tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami. Sementara gejala dehidrasi ringan yakni haus, bibir kering, tenggorokan kering, dan kulit kering.

Sementara gejala dehidrasi sedang ditandai dengan sakit kepala, pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, suhu badan meningkat, lemah, urine keruh kuning atau cokelat. Pada tahap berat, dehidrasi dapat ditandai dengan keram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan.

"Hampir semua penyakit-penyakit hati, jantung, otak, ginjal akan selalu dikaitkan dengan keseimbangan air dan elektrolit yang akan menimbulkan gangguan pada ginjal," ujarnya.

Bahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja dan orang dewasa yang diteliti menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Untuk itu, menurut dia, perlu upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan dan perilaku minum yang baik dalam konteks gizi seimbang. Tercatat, jika tubuh kekurangan cairan sebesar dua persen saja sudah bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan itu berupa tubuh mulai menimbulkan gejala kekurangan cairan. Gejalanya seperti tidak bisa berkonsentrasi dan mengantuk.

Sementara, bila empat persen-enam persen air tubuh hilang, dapat muncul sakit kepala dan pusing. Jika 12 persen hilang, mulut akan sulit mengunyah, dan perlu bantuan medik. Jika terjadi kekurangan air tubuh sebanyak 15 persen-25 persen, maka hal ini dapat berakibat fatal tidak terkecuali kematian. Kebutuhan air dapat dipenuhi dari asupan air minum, air yang terkandung dalam makanan, serta air yang diperoleh dari hasil proses metabolisme tubuh.

Dalam tubuh manusia, jumlah air yang berasal dari minuman sekitar 1.500-2.000 cc, dari makanan sekitar 500-750 cc dan dari hasil metabolisme tubuh sejumlah 350 cc.

"Kita sama sekali tidak bisa membedakan anak-anak yang terserang dehidrasi atau tidak. Karena terkadang gejala yang ditunjukkan tidak terlalu kentara," kata Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Dr Gurbani Azwardi,beberapa waktu lalu.

Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah kesadaran untuk tetap menjaga asupan air minum ke dalam tubuh. Karena tanpa air minum yang cukup, siapa pun itu tidak akan terlepas dari dehidrasi. "Jangan sekali-kali mengabaikan gejala awal dehidrasi karena kalau dibiarkan berlarut-larut, akan mengakibatkan gangguan fisik yang lebih parah pula," kata dia.
Sumber: okezone.com

Enzim Pencetus Kenakalan Anak

http://sehat-ituindah.blogspot.com
KENAKALAN anak diidentikkan dengan ketidakmampuan orangtua mendidik. Padahal, dalam penelitian, faktor pencetus kenakalan disebabkan enzim yang tidak seimbang. Benarkah?

Banyak orang beranggapan jika anak nakal itu disebabkan lingkungan atau orangtua yang tidak mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebenarnya anggapan itu ada benarnya. Namun, dalam penelitian yang dilakukan Institut Psikiatri di London, Inggris. Hasil penelitian yang dilansir New Scientist mengungkapkan, enzim yang disebut monoamine oxidase A atau MAO-A memiliki pengaruh pada perilaku agresif anak.

Anak yang lebih nakal dibandingkan dengan teman lain sebayanya memiliki enzim ini lebih banyak. Ketua Peneliti,Terrie Moffitt, melakukan penelitian dengan mengambil contoh darah dari 535 anak laki-laki dan 502 anak perempuan yang lahir di Selandia Baru dan yang terdaftar di Dunedin Multidisciplinary Health and Development Study yang dikelola Universitas Otago, Dunedin, Selandia Baru. Melalui tes darah tersebut, para peneliti memfokuskan pada tipe gen yang mengandung enzim MAOA. Tipe gen inilah yang mengendalikan perilaku agresif pada manusia dan hewan.

Kemudian para peneliti membandingkan interaksi antara aktivitas gen MAO-A dan kriminalitas serta kekerasan pada masa kanak- kanak, yang diketahui sebagai faktor penentu untuk perilaku antisosial ketika mereka dewasa. Para responden anak laki-laki kemudian dibagi menjadi dua grup berdasarkan contoh darah, tipe gen MAO-A mereka, dan pengalaman mereka pada kekerasan saat masa kanak-kanak.

Pemisahan ini mengungkapkan bahwa variasi gen MAO-A pada anak laki-laki tidak dapat dengan sendirinya memengaruhi perilaku anak tersebut ketika dewasa. Namun, kondisi ini berbeda jika mereka memiliki pengalaman kekerasan saat masa kanak-kanak dan hasilnya sangat mengejutkan.

Anak laki-laki dengan tingkat gen MAO-A rendah, tetapi mengalami kekerasan saat masa kanak-kanak memiliki kecenderungan 3 kali lebih besar untuk memiliki perilaku menyimpang saat remaja, dan 10 kali lebih besar untuk melakukan tindak kriminal saat mereka dewasa, dibandingkan dengan mereka yang juga memiliki tingkat MAO-A rendah, tetapi tidak mengalami kekerasan fisik.

Kondisi yang kurang lebih sama juga ditemukan pada mereka yang memiliki tipe gen MAO-A tinggi. Dalam kategori perilaku antisosial, ternyata hanya ada perbedaan minor antara anak-anak yang memiliki tipe gen MAO-A tinggi dan sempat mengalami kekerasan fisik dan yang tidak.

Pada akhirnya,Terrie menyimpulkan bahwa genetik memengaruhi hampir separuh dalam variasi perilaku antisosial. Dengan mengidentifikasi gen-gen tersebut, mereka berharap dapat menemukan perawatan dan penanganan yang tepat untuk anak-anak tersebut sebelum terlambat.

"Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa kenakalan pada anak-anak juga didasari kelainan gen. Kenakalan itu hanya bisa diatasi dengan memberikan pendidikan yang baik dan benar kepada mereka," kata dia.

Terrie menyebutkan, pendidikan yang utama dan pertama adalah keluarga. Dengan lingkungan keluarga akan terbentuk sifat, watak, dan perilaku misalkan dalam sebuah keluarga orangtua kurang perhatian terhadap anak, maka anak tersebut akan menjadi nakal (kurang terkontrol) demikian juga sebaliknya kalau lingkungan itu baik ada perhatian orang tua, maka anak akan tumbuh dengan baik.

"Dalam mendidik anak, kita harus mengetahui sifat-sifatnya misalkan anak yang mempunyai sifat pendiam kita dekati dengan halus sehingga anak tersebut mau bercerita tentang masalah yang terjadi, berarti kita menggunakan cara yang halus untuk menghadapinya. Lain lagi dengan anak yang mempunyai sifat keras, kita harus menghadapinya dengan tegas dan keras," ucapnya.

Selain melihat dari lingkungan keluarga dan sifat anak, harus dilihat pula latar belakang keluarga. Jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang baik, secara otomatis anak akan meniru yang baik. Namun akan berbanding terbalik jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang kurang baik, anaknya akan mengikuti tidak baik pula.

"Intinya adalah pendidikan dan arahan yang tepat. Tanpa itu, anak-anak dengan kelainan gen, akan semakin agresif dan tidak terkontrol di kemudian hari," tutur dia.
Sumber: okezone.com

Monday, May 4, 2009

Dua Kunci Perangi Obesitas

http://sehat-ituindah.blogspot.com
DIET dan olahraga merupakan dua upaya paling tepat memerangi obesitas yang telah menjadi epidemi dunia. Bila orang tua yang memiliki anak obesitas khawatir anaknya akan cedera jika berolahraga, cobalah berkonsultasi dengan ahli gizi agar dapat merancang pola diet dan olahraga yang tepat guna membantu si kecil menurunkan bobot badannya.

Apa sebenarnya yang menyebabkan seorang anak mengalami kegemukan atau obesitas? Spesialis anak RSAB Harapan Kita Jakarta, dr Tinuk Agung Meilany SpA, menuturkan, sekitar 95 persen obesitas anak disebabkan aspek nutrisional, sedangkan 5 persen adalah penyebab lain seperti penyakit atau kelainan hormon.

"Nutrisi berkaitan dengan pola makan. Penyebab kegemukan adalah ketidakseimbangan antara jumlah makanan yang masuk (input) dengan yang dikeluarkan (output) dalam bentuk tenaga untuk beraktivitas," ungkap wanita yang akrab disapa Tinuk.

Agar diperoleh nutrisi seimbang, orang tua terutama para ibu perlu mengetahui kebutuhan kalori anaknya. Jangan sampai berlebihan. Sebab, tubuh manusia punya kemampuan mengubah kelebihan kalori menjadi lemak yang bisa jadi biang kegemukan. Sebagai contoh, anak hingga usia 5 tahun kebutuhannya adalah 100 kalori per kilogram berat badan.

Dari situ bisa direncanakan menu apa saja yang bisa dipilih dan diterapkan pada anak setiap hari. Misalkan semangkuk kecil bubur tiga kali sehari ditambah susu tiga gelas dalam sehari, buah-buahan, serta sedikit camilan.

"Kalau masih ragu,ibu bisa bertanya pada dokter atau ahli gizi tentang contoh menu harian yang seimbang. Selanjutnya, menu bisa divariasikan sendiri supaya tidak bosan," tuturnya.

Tidak seperti orang dewasa, Indeks Massa Tubuh (IMT) pada anak lebih sulit ditentukan karena setiap bulan atau tahun bisa berubah, dan umumnya IMT anak lakilaki dan perempuan juga berbeda. Penilaian biasanya didasarkan pada kurva pertumbuhan atau kurva persentil yang tercatat di Kartu Menuju Sehat (KMS) masing-masing anak dan dipantau sejak bayi. Begitu pula kebutuhan kalori anak bertambah seiring pertambahan usia dan aktivitasnya.

"Faktor individual juga jangan dilupakan. Ada anak yang tidak bisa menghabiskan makanan dalam porsi besar, bisanya sedikit-sedikit, tapi sering misalnya. Hal seperti itu juga perlu dicermati dalam menentukan pola makan yang tepat," katanya.

Tanpa sadar orang tua juga sering kali menerapkan kebiasaan atau hal-hal yang "pro-gemuk". Tak hanya pola makan, juga lewat aktivitas sehari-hari. Apalagi gaya hidup modern yang sedentary cenderung membuat anak malas.

"Ke sekolah diantar-jemput,di sekolah jajannya burger, pulang sekolah main game sambil ngemil,di rumah menyalakan TV dan AC pakai remote, kalau lapar tinggal minta pembantu. Akibatnya anak kurang gerak dan jadi gemuk," papar Tinuk.

Saat ini, pengukuran lingkar pinggang kerap dianjurkan pada orang dewasa sebagai "alarm"atas kondisi kesehatan, termasuk gejala sindrom metabolik. Namun, untuk anak-anak, pengukuran IMT dianggap lebih mewakili profil kesehatan mereka pada masa mendatang, termasuk risiko penyakit jantung.

Bagi orang tua yang tidak mau ribed melakukan pengukuran, ada cara sederhana memantau anak yang dikategorikan gemuk. Cirinya adalah lemak perut yang berlipat, dagu dobel,kedua pipi maju ke depan (sampai-sampai hidung seperti melesak), dan ada lipatan lemak di lengan belakang bagian atas. Selain itu, pada anak obesitas biasanya area leher bagian belakang juga terlihat menghitam.
Sumber: okezone.com

Saturday, May 2, 2009

Bijak Mengonsumsi Penghilang Nyeri

http://sehat-ituindah.blogspot.com
NYERI yang muncul tiba-tiba membuat orang dengan gampangnya meminum obat penghilang nyeri. Padahal, jika dikonsumsi terus menerus bisa mengakibatkan gagal ginjal hingga kelainan pada hati.

Banyak jenis obat bebas dijual di pasaran. Selain mudah didapat, yang membuat banyak orang mengonsumsinya karena harganya yang tergolong murah. Di negara-negara dengan penduduk yang padat, penggunaan obat bebas dianggap wajar. Namun, banyak efek sampingan bisa terjadi ketika obat ini dikonsumsi semudah mengonsumsi kacang goreng.

Obat penghilang nyeri adalah obat yang tergolong dalam analgesic- antipyretic. Memang biasanya obat ini mujarab meredakan nyeri, sekaligus pereda demam. Namun, jika diminum tanpa aturan yang jelas, ginjal, hati, dan darah bisa rusak. Biasanya obat analgesic-antipyretic

Efek samping dari pemakaian obat seperti ini secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Pasien maag perlu berhati-hati mengonsumsi obat jenis ini. Selain berisiko menimbulkan perdarahan lambung dan usus, analgetic-antipyretic merusak ginjal, hati, dan darah.

Selain itu, obat ini bisa mengganggu kualitas pendengaran. Bahkan, pengguna obat ini bisa mengalami vertigo (rasa berputarputar dan pusing). Gangguan pendengaran akan menjadi parah seiring dengan kuping yang terasa berdenging (tinnitus). Selain itu, sel darah putih bisa berkurang, atau mudah terjadi perdarahan di organ mana saja akibat menurutnya zat pembeku darah.

"Akibat rutin minum obat penghilang rasa nyeri bisa pula menyebabkan demam tinggi tanpa sebab yang jelas. Bisa juga muncul depresi, kejang-kejang, atau perubahan perilaku. Jika kelebihan dosis, pernapasan akan tertekan, dan mungkin berakhir fatal," kata Dr Erwin Tanuwidjaya dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).

Dr Erwin menuturkan, ada pula jenis obat sakit kepala yang merusak sel darah (hemoglobin). Selain itu, sel darah merah menjadi lebih mudah hancur sehingga orang yang sangat gemar meminum obat penghilang nyeri bisa kurang darah (anemia haemolytic). "Obat golongan ini ada juga yang merusak ginjal. Jika kebanyakan, lama kelamaan bisa berakhir gagal ginjal. Selain itu, ada pula jenis yang punya sifat pencetus kanker ginjal, dan kandung kemih," kata dia.

Obat-obat analgesic-antipyretic, menurut dia, tergolong obat paling sering menimbulkan alergi. Bahkan, seseorang yang berbakat alergi tidak akan tahan terhadap beberapa jenis atau semua jenis obat golongan ini. Begitu minum atau disuntik, langsung muncul alergi kulit berupa biduran (kaligata). "Jika kondisinya berat, alergi bisa saja disertai sesak napas, mual-muntah, dan bisa jadi sampai serangan shock," ucap dokter yang membuka praktik di kawasan Kelapa Gading tersebut.

Untuk menghindari gejala-gejala dan efek samping dari obat penghilang nyeri, Erwin mengatakan, ada baiknya mengonsumsi obat penghilang nyeri dengan sangat hati-hati. Atau minumlah obat hanya atas anjuran dokter yang bersangkutan. "Walaupun obatnya lebih murah, belum tentu kualitasnya bagus," katanya.

Kehati-hatian dalam mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri juga diungkapkan Dr Kurniawan. Menurut dia, kesehatan diawali dengan proses bagaimana seseorang mengatur pola dan gaya hidupnya. Mengonsumsi obat yang sesuai dan dengan resep dokter merupakan salah satu alasan seseorang bisa lebih sehat dibandingkan yang selalu mengonsumsi penghilang nyeri. "Apa pun jenis obat, pastilah mengandung zat kimia di dalamnya. Obat yang diberikan dengan resep dokter saja harus hati-hati diberikan apalagi yang dijual bebas di pasar," katanya.

Obat analgetik tanpa resep umumnya sangat efektif untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang untuk jenis nyeri somatik pada kulit, otot, lutut, rematik, dan pada jaringan lunak lainnya, serta pada nyeri haid dan sakit kepala. Namun, obat ini tidak begitu efektif untuk nyeri viseral. "Obat analgetika tanpa resep biasanya digunakan untuk nyeri akut dan sering juga digunakan untuk terapi tambahan pada penyakit-penyakit kronik yang diikuti rasa nyeri. Namun, belum terbukti bahwa obat ini bisa menyembuhkan nyeri neuropatik," tutur dia.

Berdasarkan lokasi asalnya, nyeri dapat dikategorikan menjadi beberapa kelas yaitu nyeri somatik, viseral, dan neuropatik. Nyeri somatik adalah nyeri yang berlokasi di sekitar otot atau kulit, umumnya berada di permukaan tubuh. Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi di dalam rongga dada atau rongga perut. Sementara nyeri neuropatik terjadi pada saluran saraf sensorik.

Kondisi yang menyebabkan nyeri viseral, antara lain adalah iskemia (kekurangan darah) pada organ atau jaringan tubuh (seperti pada penyakit angina ectoris/serangan jantung), kejang otot perut, regangan fisik suatu organ, regangan pada usus, dan sebagainya yang semuanya terjadi di dalam rongga perut atau dada. Tidak seperti nyeri somatik, nyeri viseral ini umumnya tidak dapat dirasakan secara tepat lokasinya, kadang terasa seperti di berbagai tempat pada kulit atau otot, tapi sebenarnya berada di dalam rongga badan.
dipilah sesuai dengan kekuatan antinyeri dan antidemamnya. Ada jenis yang lebih kuat menghilangkan nyeri, ada pula jenis yang lebih kuat meredakan demam. Jenis obat dipilih sesuai kebutuhan kasusnya.
Sumber: okezone.com

Friday, May 1, 2009

Posisi Tepat Perlancar ASI

http://sehat-ituindah.blogspot.com
BANYAK manfaat yang diberikan dari adanya program inisiasi menyusu dini (IMD). Tak hanya untuk si kecil, IMD juga bermanfaat untuk ibu. Karena itu, posisi yang tepat saat menyusui sangat memengaruhi lancarnya ASI.

"Menyusui itu, mudah tetapi terkadang sulit dilakukan. Tetapi walaupun begitu, saya akan terus memberi ASI karena saya tahu persis efek dan kandungan dari ASI," cerita artis yang baru saja melahirkan anak keduanya, Mona Ratuliu, saat menceritakan mengapa ia melakukan IMD.

Bagi ibu, inisiasi dini bermanfaat untuk meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi, merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi risiko perdarahan sesudah melahirkan, memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi serta mengurangi stres ibu setelah melahirkan.

"Selain itu, inisiasi juga dapat mengurangi risiko osteoporosis, menurunkan berat badan lebih cepat, mengatur jarak kehamilan berikut secara alami serta secara alami dan membentuk ikatan emosional antara ibu dan bayi," ucap dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Puri Indah Jakarta, Dr Jeanne Roos Tikoalu SpA.

Kehadiran buah hati di dalam rumah tangga memang menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri untuk setiap pasangan, di mana dipercaya bahwa anak menjadi salah satu acuan sebuah rumah tangga bahagia atau tidaknya.

Setelah 9 bulan lamanya sang ibu mengandung, tentunya bukan berarti segala sesuatu atau tugas dari seorang ibu sudah terselesaikan, justru sebaliknya.

Bagi beberapa pasangan yang baru menikah mungkin akan sedikit mengalami kesulitan dalam merawat bayi, tentang bagaimana langkah yang baik dalam memijat bayi, memandikan bayi, ataupun menyusui. "Pelekatan adalah kunci keberhasilan pada bayi yang menyusui. Sebab itu, posisi sangat memengaruhi kelancaran ASI," kata Jeanne.

Ia menjelaskan, semakin sering menyusui, maka produksi ASI pun akan semakin banyak. Dan dengan posisi tepat pada saat bayi menyusu, maka ASI pun akan lebih lancar keluar. Bayi menyusu bukan pada puting, tetapi pada payudara.

Jika ASI tidak dikeluarkan, maka akan menimbulkan payudara menjadi penuh (refelks balik inhibitor). Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya inhibitor, maka yang perlu dilakukan selain dengan melekatkan bayi yang tepat dan dengan sering menyusui juga dengan menyusui bayi sesering mungkin selama bayi mau dan membiarkan bayi selesai menyusu dengan sendirinya.

Posisi yang tepat itu adalah bayi dekat dengan ibu sehingga dagu bayi menempel pada payudara ibu dan dada bayi menempel pada dada ibu. Posisi telinga bayi berada pada satu garis lurus dengan tangannya "Sangga tubuh bayi dan arahkan wajah bayi menghadap ke payudara ibu dengan hidung bayi berada di depan puting payudara," ucapnya.
Sumber: okezone.com