ALAMI DAN ILMIAH (PRODUK HERBAL/PERLEBAHAN TERBAIK)

ANDA BUTUH PRODUK PERLEBAHAN SEPERTI: ROYAL JELLY, MADU, POLLEN , PROPOLIS, HUB. SAYA DI 081342042120

Sunday, November 15, 2009

Hindari Diabetes dengan Hidup Sehat

http://sehat-ituindah.blogspot.com
MENGHINDARI penyakit memang lebih baik daripada mengobati. Salah satu caranya adalah menerapkan gaya hidup sehat seperti mengonsumsi sayur dan buah serta olahraga teratur tiga kali seminggu. Selain itu, sebaiknya jangan mengonsumsi alkohol dan rokok.

Saat seseorang divonis menderita suatu penyakit, bisa dipastikan bahwa orang tersebut akan merasa sedih dan berjuang melawan penyakit tersebut.

Hal itulah yang dilakukan Bong Lay Tjun,48, yang divonis menderita diabetes selama 38 tahun. Tjun mengatakan, setahun sebelum didiagnosis menderita diabetes, dia mengaku sudah mengalami gejala diabetes, seperti penambahan nafsu makan, penurunan berat badan secara drastis, sering haus, dan sering buang air kecil di malam hari.

"Berat badan saya bisa turun sebanyak 3 kg dalam waktu sebulan," ceritanya saat menghadiri acara Peringatan Hari Diabetes Dunia 2009 yang diadakan Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia), sanofiaventis Indonesia, dan RS Pantai Indah Kapuk, di Hotel Grand Sahid Jakarta,pekan lalu.

Sebelumnya, ujar Tjun, dirinya memiliki kebiasaan buruk yakni sering mengonsumsi kopi dengan memakai gula hingga mencapai tiga sendok makan. Dia juga gemar mengonsumsi makanan apa pun dengan kadar kalori tinggi. "Karena kebiasaan saya itulah, saat dicek gula darahnya, kandungan gula dalam darah Tjun mencapai angka 300 dan 400," jelasnya.

Lama-kelamaan, Tjun pun sadar akan gaya hidupnya yang semakin membawanya tidak dalam keadaan sehat sehingga akhirnya dia mengikuti program edukasi "Pandu Diabetes" yang dijalankan RS Pantai Indah Kapuk. Berkat program tersebut, Tjun kini tak lagi bergantung pada obat-obatan.

Tjun memutuskan untuk mengubah pola hidupnya setelah mengikuti seminar mengenai komplikasi diabetes. Tjun pun mulai menerapkan pola diet seimbang, melakukan konsultasi gizi, serta berolahraga seperti senam dan jalan kaki dengan teratur.

"Edukasi itu memberi tahu hal-hal yang kami tidak tahu. Misalnya menjaga pola makan dan melakukan senam secara rutin. Edukasi juga menghindarkan saya dari stres karena larangan-larangan yang berasal dari orang-orang yang tak memahami benar diabetes," tuturnya.

"Bantuan dan dukungan orang-orang terdekat akan menjadikan segala sesuatu jauh lebih mudah," ucap laki-laki yang kini aktif sebagai pandu diabetes ini.

Dari cara mengubah pola hidupnya itulah, Tjun akhirnya bisa mengontrol kadar gula darah dalam batas normal serta bebas obat sejak 2005.

"Edukasi sesama pasien diabetes (peer to peer education) sangat penting, terutama sebagai sarana penyampaian informasi dalam rangka mencegah dan mengobati diabetes. Saya berusaha agar keluarga saya tidak sampai menderita diabetes," ungkapnya.

Ketua Konsultasi Diabetes RS Pantai Indah Kapuk (PIK) Dr Roy Panusunan SpPD-KEMD mengatakan bahwa niat untuk hidup sembuh itu menjadi kunci agar seorang penderita yang hidup dalam penyakit, bisa berjuang melawan penyakitnya.

"Karena itu, persoalan pola pikir memerlukan proses yang panjang dan perlu dukungan dari dalam diri pasien dan keluarganya," paparnya di acara yang sama.

Acara yang juga merupakan peluncuran dari Diabetes EduCenter oleh RS Pantai Indah Kapuk (RS PIK) tersebut, merupakan rangkaian acara untuk memperingati Hari Diabetes Dunia hari ini. RS PIK saat ini memiliki Program Klinik Edukasi Diabetes termasuk di dalamnya adalah perawatan kaki, senam, ceramah diabetes. dan konsultasi gizi.

Roy berharap dengan adanya Diabetes EduCenter di RS Pantai Indah Kapuk, dapat memberikan informasi yang lebih baik sekaligus edukasi yang lebih intensif kepada pasien serta masyarakat mengenai pentingnya mengenal penyakit diabetes serta upaya pencegahannya.

Presiden Direktur Sanofi-Aventis Indonesia Gilbert Julien mengatakan, Diabetes EduCenter merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan memiliki pengetahuan tentang diabetes dan cara untuk mengendalikannya sehingga kualitas hidup meningkat.

"Di Diabetes EduCenter, pasien dan masyarakat dapat berkomunikasi dengan para dokter dan edukator tentang diabetes," ucapnya, yang berkeinginan membangun beberapa Diabetes EduCenter di beberapa kota besar di Indonesia.
Sumber : Okezone.com