ALAMI DAN ILMIAH (PRODUK HERBAL/PERLEBAHAN TERBAIK)

ANDA BUTUH PRODUK PERLEBAHAN SEPERTI: ROYAL JELLY, MADU, POLLEN , PROPOLIS, HUB. SAYA DI 081342042120

Monday, January 25, 2010

Sisi Positif Kebiasaan Ngemil pada Anak

http://sehat-ituindah.blogspot.com

Pada masa pertumbuhan, anak butuh asupan gizi yang memadai. Sayangnya, acap kali si kecil lebih suka ngemil dibanding menyantap makanan berat. Bagaimana menyiasatinya?

Kebutuhan anak akan nutrisi bisa didapat anak dari makanan. Tak heran, banyak orangtua yang khawatir saat anaknya malas makan. Padahal, anak harus mendapatkan gizi seimbang yang terdiri atas makro nutrien (karbohidrat, protein, dan lemak), serta mikro nutrien (vitamin dan mineral). Semua unsur tersebut harus terkandung dalam makanan yang dikonsumsi anak setiap hari. Dengan begitu, anak mendapat asupan gizi yang seimbang, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.

“Tumbuh kembang seorang anak dari usia sejak lahir membutuhkan zat-zat gizi. Proses di dalam tubuh kita membutuhkan tenaga yang berupa hidrat arang, lemak, dan protein. Sedangkan zat pembangun yang dibutuhkan adalah air, mineral, dan protein. Anak tidak sama tumbuhnya antara satu dengan yang lain. Semakin cepat tumbuh, semakin banyak zat gizi yang dibutuhkan lebih banyak,” papar Ahli gizi, Dr Leane Suniar M, MSc, SpGK kepada okezone

Selain makanan pokok guna menyokong masa pertumbuhan anak. Dibutuhkan juga snack, atau yang dikenal sebagai camilan. Anak kecil membutuhkan camilan dan kebiasaan ngemil pada anak sebenarnya tidak sepenuhnya buruk asalkan orangtua memperhatikan betul kandungan gizi dari camilan yang dikonsumsi anak-anaknya. Karena itulah anak-anak harus dibiasakan mengonsumsi camilan sehat sehingga akan terlatih memilih makanan yang sehat hingga dewasa kelak.

“Snack itu selalu dibutuhkan. Setiap tiga jam harus diberi makanan tambahan yang mudah dicerna dan diserap tubuh. Sehingga memenuhi zat gizi,” jelas Dr Leane Suniar M, MSc, SpGK.

Di sinilah kreativitas dan kecerdikan orangtua ditantang untuk menyiasatinya melalui perencanaan camilan yang sehat bagi si kecil. Kebiasaan mengonsumsi makanan kecil memang sudah menjadi pola hidup yang sulit dihilangkan. Berdasarkan informasi dari mayoclinic.com, snack time alias waktunya ngemil adalah saat yang paling ditunggu anak-anak di Amerika. Tak heran bila seperempat energi harian anak-anak ini didapat dari makanan ringan.

Selain itu, menurut Leane, jajanan atau camilan yang diberikan pada anak seharusnya sesuai dengan kebutuhannya dan tidak boleh berlebihan. Apalagi jika mengonsumsi makanan dengan kalori tinggi, sehingga bisa memicu obesitas pada anak.

“Makanan dan minuman yang dikonsumsi termasuk snack, diperlukan sebagai energi, zat pembangun dan pengatur tubuh,” jelas wanita yang juga anggota Komite Olimpiade Indonesia ini.

Lantas, bagaimana bila sang anak terlanjut mengalami obesitas? Di sinilah pentingnya peranan orangtua, terutama ibu dalam mengarahkan si anak. Ibu harus benar-benar cermat menyiasati permintaan anak akan camilan. Itu karena membujuk anak tidaklah mudah, terutama saat meminta mereka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Pada anak kecil, makanan-makanan tersebut cenderung tidak terlalu disukai, sehingga dibutuhkan kreativitas untuk mengemasnya menjadi camilan yang menarik dan juga lezat.

“Snack berupa agar-agar, buah, ataupun pastel isi sayuran bisa untuk yang sedang ber-diet,” tutup wanita berkaca mata tersebut sambil tersenyum
.
Sumber : okezone.com

Thursday, January 21, 2010

Jika Hati Mulai Terluka

http://sehat-ituindah.blogspot.com

MENURUT data Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga kini penyakit kanker hati menduduki peringkat ke-3 di dunia sebagai penyebab kematian terkait kanker. Karena itu, Anda wajib mengetahui lebih jauh penyakit mematikan ini.


Tercatat 625.000 kasus kanker hati terdiagnosis setiap tahunnya, di mana angka kematian mencapai 396.000 orang per tahun. Umumnya, penderita kanker hati adalah pria dengan rentang usia 40–50 tahun. Faktor utama penyebab tingginya prevalensi kanker hati disebabkan ketiadaan gejala yang khas pada tahap awal perkembangan kanker hati, yang berakibat pada kebanyakan pasien terdiagnosis pada stadium lanjut.

Kanker hati atau sering disebut dengan kanker hepatoselular adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada sel atau jaringan hati. Kanker ini bukan merupakan hasil metastasis dari kanker yang terjadi pada organ lain.

Hati merupakan salah satu organ terbesar yang terdapat pada tubuh manusia. Terletak pada perut kanan atas dan dilindungi sebagian oleh tulang rusuk. Hati memiliki fungsi penting, terutama dalam metabolisme makanan menjadi energi serta sebagai organ penyimpan darah.

Menurut ahli bedah onkologi dari Northeast Georgia, Atlanta, Amerika Serikat (AS) dr Ken Dixon, kanker hati sering disebut silent desease karena pasien sering kali tidak mengalami gejala sampai kanker pada tahap kemudian, sehingga jarang ditemukan awal.

Sebagai kanker tumbuh, beberapa pasien mungkin mengalami gejala seperti sakit di perut sebelah kanan atas melalui bagian belakang dan bahu, bloating, berat badan, kehilangan nafsu makan, kelelahan, mual, muntah, demam, dan penyakit kuning.

Penyakit hati lainnya dan juga masalah-masalah kesehatan juga dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut, tapi setiap orang mengalami gejala seperti ini harus atas petunjuk dokter.

Beberapa faktor risiko terjadinya kanker hepatoselular atau kanker hati adalah jenis kelamin. Laki-laki lebih rentan terkena kanker hati bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan faktor genetik.

Penderita hepatitis B dan C kronis merupakan faktor risiko yang paling utama terjadinya kanker hati. Risiko akan meningkat bila seseorang menderita kedua hepatitis secara bersamaan. Sekitar sepertiga penderita kanker hati disebabkan hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker hati terus meningkat di seluruh dunia karena banyak orang terinfeksi hepatitis C tiap tahunnya.

Walaupun hepatitis C tidak menunjukkan gejala, kerusakan hati terusberlanjut dan menjadi parah seiring waktu. Saat hati menjadi rusak (karena hepatitis C) hati tersebut akan memperbaiki sendiri yang membentuk parut. Bentuk parut ini sering disebut fibrosis. Semakin banyak parut menunjukkan semakin parahnya penyakit.

Akibatnya, hati bisa menjadi sirosis (penuh dengan parut). Lalu, struktur sel hati mulai pecah sehingga hati tidak lagi berfungsi normal. Kerusakan hati yang disebabkan hepatitis C biasanya terjadi secara bertahap selama 20 tahun, tetapi beberapa faktor dapat membuat perkembangan penyakit lebih cepat, seperti alkohol, jenis kelaminnya pria, umur, dan infeksi HIV.

Selain jenis kelamin dan hepatitis B dan C, beberapa gangguan metabolisme dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati, misalnya kelainan yang menyebabkan penumpukan zat besi dalam hati (hemochromatosis).

Sebenarnya, sampai detik ini tidak ada satu pun dokter yang dapat memastikan apa yang menyebabkan seseorang menderita kanker. Beberapa ahli hanya bisa menemukan atau mengira-ngira faktor risiko yang kemungkinan besar menyebabkan seseorang menderita kanker.

Segala sesuatu yang meningkatkan kemungkinan seseorang menderita kanker disebut dengan faktor risiko, sedangkan sesuatu yang menurunkan kemungkinan menderita kanker disebut faktor protektif. Beberapa faktor risiko kanker bisa dihindari, tetapi banyak pula yang tidak bisa dihindari sama sekali.

Salah satu faktor risiko yang bisa dihindari misalnya kebiasaan merokok, sedangkan yang tidak bisa dihindari misalnya faktor genetik atau keturunan. Kedua faktor ini sama-sama merupakan faktor risiko terjadinya kanker. Namun, hanya kebiasaan merokoklah yang bisa dihindari.

Pencegahan terhadap kanker di sini adalah suatu tindakan yang berupaya menghindari segala sesuatu yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker dan memperbesar faktor protektif untuk mencegah kanker. Meskipun beberapa faktor risiko dapat dihindari, bukan berarti Anda akan 100 persen terbebas dari kanker.

Sebaliknya, orang yang hidupnya penuh dengan faktor risiko kanker belum tentu mereka akhirnya akan menderita kanker. Setiap individu mempunyai keunikan atau sensitivitas yang berbeda beda terhadap kanker. Maka itu, ada baiknya Anda selalu berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan informasi pencegahan kanker. Prinsip utama pencegahan kanker hati adalah dengan melakukan pemeriksaan dini atau skrining kanker hati sedini mungkin. Skrining kanker hati yang rutin dilakukan antara lain dengan pemeriksaan ultra-sonografi

Menurut penelitian terbaru, vaksinasi saat kelahiran terhadap virus hepatitis B sangat mengurangi risiko kanker hati di masa dewasa. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of National Cancer Institute beberapa waktu lalu.

Dalam 20 tahun penelitian yang diikuti bayi yang divaksinasi terhadap penyakit hati di Taiwan sejak 1984, ketika program vaksinasi universal mulai diberlakukan, Dr Mei-Hwei Chang dari Department of Pediatrics di National University Hospital di Taiwan Taipei, dan koleganya mengamati orang-orang muda yang telah mengalami kanker hati.

Para peneliti menemukan bahwa hanya beberapa orang yang telah divaksinasi akan mengalami kanker hati. Dan ada kemungkinan penjelasan dalam kebanyakan kasus, seperti tidak cukup dosis vaksin. “Ini menunjukkan bahwa efektivitas universal virus hepatitis B pada program imunisasi untuk mencegah kanker hati, telah melampaui masa kanak-kanak dan menjadi dewasa muda selama dua dekade,” kata Chang.

Di AS, vaksinasi hepatitis B dianjurkan untuk semua bayi, anak-anak, dan remaja jika mereka belum diberi vaksin sebelumnya. Pejabat merekomendasikan agar orang dewasa mendapatkan vaksinasi.

Sementara itu, sampai saat ini pengobatan yang tepat untuk kanker hati di Indonesia masih langka, yang banyak dilakukan adalah dengan melakukan transplantasi hati dan itu hanya bisa dilakukan di luar negeri dengan biaya mahal. Kesimpulannya, bila Anda memang mempunyai faktor risiko seperti yang disebutkan di atas, ada baiknya segera ke dokter untuk melakukan skrining kanker hati. Sayangilah hati Anda!

Sumber : okezone.com

Nanti, Ada Pil KB untuk Kurangi Jumlah Sperma

http://sehat-ituindah.blogspot.com

BANYAK bukti mengatakan, metode pengendalian kelahiran atau kontrasepsi efektif dan memang diciptakan untuk tubuh wanita. Kabarnya, tidak lama lagi, peneliti Amerika Serikat akan mengeluarkan pil KB untuk pria.

Memakan waktu hampir 40 tahun penelitian hingga akhirnya para peneliti kini berani mengklaim bahwa mereka akan segera mengeluarkan metode kontrasepsi pertama untuk pria. Demikian seperti okezone lansir dari Carefair, Rabu (20/1/2010).

Apakah perkembangan baru ini akan berarti pertempuran jenis kelamin? Akankah hal ini menjadi tekanan bagi wanita atau akankah ini menyebabkan banyak masalah daripada kemampuannya sebagai sebuah solusi?

Untuk kebanyakan wanita, gagasan jika pasangan pria setuju menggunakan pil KB merupakan bentuk perayaan tersendiri. Sejak ide pil KB pria dicetuskan beberapa dekade lalu, orang heran apakah produk tersebut bisa benar-benar dikembangkan dan apa dampaknya, baik bagi pria maupun wanita.

Cara kerja dan hasil

Menurut para peneliti yang tengah mengembangkan pil KB untuk pria, nantinya alat kontrasepsi tersebut punya kemampuan untuk mengurangi jumlah sperma secara mengagumkan. Alhasil, kemungkinan untuk terjadinya kehamilan pun lebih kecil.

Bahkan melalui berbagai percobaan klinis, mereka menemukan hasil bahwa jumlah sperma pria benar-benar berkurang hingga nilai nol, atau tak ada sama sekali. Bahkan pil KB wanita tak bisa menyamai hasil itu.

Rasanya terdengar sederhana. Prosesnya diawali dengan memperkenalkan (memasukkan) hormon sintetis yang dinamakan desogestrel ke dalam tubuh pria. Hormon ini bekerja menghalangi produksi sperma dan untuk membuatnya efektif, hormon ini harus dimakan sekali sehari seperti halnya pil KB tradisional yang digunakan wanita.

Meskipun kondom dan pil KB menjadi metode terpopuler untuk seks aman dan pengendali kehamilan, para pengembang pil KB pria mengklaim bahwa produk mereka akan jauh lebih efektif. Bagaimana mereka bisa mengklaim seperti itu?

Efek samping dan kontraindikasi

Bicara efek samping, percobaan klinis mereka menunjukkan bahwa efek samping yang paling umum terjadi pada pria pengguna pil kontrasepsi adalah penambahan berat badan. Dibandingkan pil kontrasepsi wanita, yang membawa berbagai efek samping, efek samping pil KB pria cenderung jauh lebih sedikit.

Satu-satunya kontraindikasi yang mungkin terjadi adalah akibat lupa minum pil sekali sehari. Para peneliti mengatakan, pil KB pria pas untuk sejumlah pria, tapi alat kontrasepsi tersebut tidak dimaksudkan untuk melindungi mereka dari penyakit menular seksual.

Karena itu, banyak yang percaya bahwa metode pil KB untuk pria sangat tepat digunakan oleh pasangan monogami, hubungan berjangka panjang, dan bukan untuk mereka yang melakukan seks tidak aman atau bergonti-ganti pasangan.

Uji klinis masih harus terus ditempuh sebelum para peneliti memperoleh hasil akhir. Sebelum asosiasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat, Food and Drugs Association (FDA) mensahkannya dan akhirnya merilisnya ke publik, rasanya kita belum bisa melihat bukti nyata dari janji yang mereka umbar. Kita tunggu saja!
Sumber : okezone.com

Thursday, January 7, 2010

Kenali Gejala Tipes

http://sehat-ituindah.blogspot.com
TIPES dan tifus adalah penyakit yang berbeda, tapi selama ini banyak orang menganggapnya sama. Sebenarnya apa perbedaan dan bagaimana menanganinya?
Menurut spesialis penyakit tropis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Widayat Djoko SpPD KPTI, masih banyak terjadi salah kaprah mengenai penyakit tipes ini. Mulai dari penyebab, obat, bahkan namanya. Alhasil penanganan yang dilakukan pun menjadi tidak sesuai.

Banyak orang yang menyebut penyakit tipes dengan sebutan tifus. Sebenarnya, tifus adalah infeksi yang ditularkan tikus yang menyebabkan demam dan ruam. Penyakit ini disebabkan parasit. Sementara tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella tifosa. “Penyakit ini dapat menyerang tubuh melalui makanan atau minuman yang menyebabkan infeksi usus halus,” kata Widayat.

Widayat mengatakan, bakteri terbawa hingga di organ tubuh melalui peredaran darah. Bakteri tersebut berkembang biak, terutama di hati dan limpa. Dari dua organ tersebut, bakteri kemudian masuk kembali ke dalam peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, utamanya kelenjar limfoid usus halus. Akibatnya usus terluka dan menyebabkan perdarahan dan kebocoran usus.

Lantas bagaimana membedakan demam tifoid dan demam berdarah (DBD)? Demam DBD lazimnya berlangsung sepanjang hari, sementara demam tifoid berlangsung hanya pada sore dan malam hari. Demam ini pun menyebabkan rasa nyeri kepala yang hebat, bahkan bisa mengakibatkan gangguan kesadaran.

Mereka yang menderita DBD mengalami nyeri di ulu hati, termasuk mual pada bagian atas antara pusar dan ulu hati. Lain lagi dengan demam tifoid, pasien biasanya menderita sembelit dan rasa tidak enak pada bagian perut. Namun, jika belum cukup puas dengan penjelasan ini, maka langkah yang tepat adalah dengan melakukan tes darah. Namun, penyakit demam tifoid ini biasanya juga menghinggapi penderita DBD, apabila daya tahan tubuh menurun.

Agar lebih mengetahui selukbeluk penyakit ini, Anda pun harus mengetahui gejala-gejalanya.Dr Jerry Balentine, Kepala Medis dan Wakil Presiden Rumah Sakit St Barnabas di Bronx, seperti dilansir dari webmd.com mengatakan, gejala demam tifoid bervariasi. Ada kalanya pula bakteri yang masuk langsung ke dalam tubuh dalam jumlah banyak tersebut tidak menyebabkan demam tifoid. Melainkan hanya membuat tubuh terinfeksi diare, dan infeksi ini dapat sembuh dalam waktu satu hingga dua hari.

Sebaliknya, jika bakteri yang masuk dalam tubuh adalah dalam jumlah yang sedikit, menetap dalam tubuh dan berkembang biak, malah akan memunculkan demam tifoid. “Penyakit ini diawali dengan demam tinggi antara 39º-40ºC dan lebih dari satu minggu. “Biasanya pasien akan mengalami demam mulai pada malam hari, besok pagi gejala tersebut hilang, namun berlanjut ke malam-malam berikutnya,” kata Jerry.

Jika demam menyerang pada malam hari, maka seiring berjalannya hari, pasien pun akan menderita demam pada siang hari. Bukan hanya itu, pola demam pun makin hari makin naik layaknya anak tangga. Namun, demam tifoid, tidak pernah langsung demam tinggi pada hari pertama hingga ketiga.

Kemudian pada hari keempat, perbaikan akan terjadi secara perlahan. Demam menurun secara bertahap dan suhu penderita kembali normal pada minggu atau 10 hari berikutnya. Tetapi, gejala dapat timbul kembali selama dua minggu sesudah demam menghilang. Ada pula demam paratifoid, yang disebabkan Salmonella paratyphi. Akan tetapi, demam ini lebih ringan ketimbang demam tifoid, kendati memiliki gejala yang hampir serupa dengan masa inkubasi yang lebih pendek. Masa sakit juga lebih pendek, dan dapat cepat disembuhkan dengan meminum antibiotik.

Demam tifoid, mudah menular lewat makanan dan minuman yang mengandung bakteri. Bisa pula karena penanganan yang kurang higienis atau menggunakan air dari sumber air yang digunakan untuk keperluan mencuci. Maka, untuk mencegah penyebaran bakteri dari penderita yang baru pulih dari demam ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.

Di antaranya dengan mencuci tangan sesering mungkin, terlebih lagi sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Perlu diingat, ketika mencuci tangan, gunakan air hangat, dan menggosok tangan dengan sabun minimal 30 detik. Ada baiknya Anda menggunakan barang pribadi secara terpisah. Umpamanya, peralatan makan. Bagi mereka yang baru sembuh dari penyakit ini, tidak menyiapkan makanan untuk orang lain hingga dinyatakan sembuh total oleh dokter.

Anda pun mulai saat ini sebaiknya mengurangi jajan di kaki lima, mengingat higienitas makanan yang disajikan kurang diperhatikan. Bukan tidak mungkin, makanan tersebut mengandung bakteri. Bukan hanya makanan yang dapat terkontaminasi bakteri, melainkan juga peralatan makan dan tangan Anda sendiri. Karenanya, jika pun ingin makan di kaki lima, sebaiknya perhatikan kondisi warungnya, apakah bersih termasuk peralatan makannya.

Akan lebih baik jika makanan yang dipilih adalah yang panas. Dengan demikian, akan membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Untuk mengolah makanan pun harus baik dan matang. Termasuk mencuci ikan yang harus dilakukan hingga bersih dan dimasak hingga matang. Hal ini juga berlaku ketika Anda mengolah makanan yang lain.

Di Amerika, menurut Jerry, penderita demam tifoid telah berkurang banyak sejak tahun 1900-an. Kini, kurang dari 500 kasus tentang penyakit ini, dilaporkan secara tahunan di Amerika Serikat (AS). Penderita kebanyakan mereka yang baru saja bepergian dari area endemik.

Bandingkan pada tahun 1920- an ketika lebih dari 35.000 kasus demam tifoid menyerang AS. Meksiko, Amerika Selatan, India, Pakistan, dan Mesir adalah negara dengan risiko terbesar yang mengembangkan penyakit ini. Secara global, demam tifoid menyerang lebih dari 13 juta orang per tahun dengan lebih dari 500.000 pasien yang meninggal akibat penyakit ini.

Sumber : Okezone.com