ALAMI DAN ILMIAH (PRODUK HERBAL/PERLEBAHAN TERBAIK)

ANDA BUTUH PRODUK PERLEBAHAN SEPERTI: ROYAL JELLY, MADU, POLLEN , PROPOLIS, HUB. SAYA DI 081342042120

Friday, July 23, 2010

Sakit Cacar, Anak Tetap Harus Mandi

http://sehat-ituindah.blogspot.com
SAAT sakit cacar, apakah si kecil boleh mandi? Pertanyaan itu sering terlintas dalam pikiran Moms. Lantas, apakah hal ini dibenarkan?

Menurut dr Alan R Tumbelaka SpA (K) dari Divisi Infeks dan Pediatrik Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI–RSCM, meski sedang sakit tidak ada alasan untuk tidak mandi, bagi penderita cacar air sekalipun. Memang ada yang bilang jangan mandi, supaya luka bekas cacar air yang menyerupai jaringan parut ini cepat kering. Padahal, anggapan seperti ini salah! Justru virus, bakteri atau kuman yang melekat di permukaan kulit akan tumbuh subur bila tidak dibersihkan dengan mandi, misalnya.

“Sebenarnya cacar air akan kering dengan sendirinya selama diobati sesuai saran dokter. Umumnya bisa mengering setelah satu minggu kemudian,” jelasnya menjawab pertanyaan konsultasi pembaca Moms & Kiddie, Kamis (22/7/2010).

Mengenai bagaimana memandikan si kecil yang sedang terkena cacar air, katanya, sebenarnya tidak ada aturan khusus. Hanya, jangan digosok seperti mandi pada umumnya, cukup dibasuh saja. Lebih baik gunakan sabun cair yang mengandung antiseptik, cukup tuangkan ke dalam bak mandi si kecil.

“Untuk air, bisa gunakan air keran, tidak perlu menggunakan air matang. Perlu diperhatikan saat mengeringkan tubuh si kecil sebaiknya jangan digosok, Moms cukup menempel-nempelkan handuk di bagian-bagian tubuh yang basah agar luka bekas cacar air tidak terbuka kembali,” jelasnya.

Mengenali Gejala Cacar Air

Menurut dr Alan, cacar air (varisella simplex) merupakan penyakit akut dan menular yang disebabkan oleh virus varicella zooster. Penularannya melalui percikan udara dari sekresi lendir, batuk maupun bersin. Namun, seperti penyakit yang disebabkan oleh virus, misalnya influenza, cacar air juga dapat sembuh dengan sendirinya bilamana tidak ditemukan komplikasi. Dengan kata lain, tanpa diobati pun bila daya tahan tubuh si kecil bagus dan sanggup melawan virus, bisa sembuh dengan sendirinya. Dengan masa inkubasi sekitar 2-3 hari.

“Gejala awal penderita akan mengalami sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu dan lemah. Biasanya orangtua sering terkecoh dan mengabaikannya karena menganggap hanya terkena flu biasa. Bila Moms jeli, tanda-tanda seperti ini merupakan gejala awal cacar air,” jelasnya.

Gejala lanjutan, sambungnya, biasanya timbul bintik merah kecil yang berubah menjadi benjolan berisi cairan jernih dan mempunyai dasar kemerahan. Bila sudah muncul bintik-bintik seperti ini, sebaiknya orangtua segera membawa anak ke dokter. Dalam 3-4 hari vesikel (cairan berisi air) ini akan menyebar ke seluruh tubuh, mula-mula dari dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak lainnya. Pada tahap ini biasanya dibarengi dengan rasa gatal yang amat sangat di sekujur tubuh. Kalau sudah demikian, penyakit cacar yang dialami si kecil harus segera diatasi oleh dokter maupun tim medis di rumah sakit setempat.

Sumber: www.okezone.com

Wednesday, July 14, 2010

Dua Syarat Keberhasilan Pengobatan Kanker

http://sehat-ituindah.blogspot.com
KANKER, satu kata yang menjadi momok banyak orang karena menyimpan tingkat kesembuhan tidak sampai 100 persen. Penyakit modern ini bisa sembuh dengan dua syarat.

Memang, kanker bukan suatu penyakit yang ringan, tapi juga bukan tanpa harapan sembuh. Syarat pertama dan utama bagi penanganan kanker adalah deteksi awal. Semakin dini dideteksi dan diketahui, maka semakin cepat diobati dan kemungkinan sembuh semakin besar.

“Keberhasilan pengobatan kanker sangat tergantung pada stadium di mana pasien mulai diobati. Pada stadium 1-2, kemungkinan sembuh adalah 80-90 persen, sedangkan untuk stadium 3-4, ya kebalikannya,” jelas Prof Dr Soehartati Gondhowiardja, spesialis onkologi radiasi pada diskusi klinis “Radioterapi untuk Kanker” di Departemen Radioterapi RSCM, Jakarta, Selasa (13/7/2010).

Syarat berikutnya adalah pengobatan kanker harus multidisiplin. Tak hanya kemoterapi atau bedah seperti diketahui (bahkan menjadi momok) kebanyakan penderita kanker, tapi juga meliputi radioterapi, patologi, radiologi, dan supporting therapy (rehabilitasi medik, gizi klinis, psikiater).

Sebagai contoh pengobatan kanker berupa radiasi. Radiasi dilakukan secara lokal dan sistemik yang berpengaruh pada efek samping yang ditimbulkan, termasuk pada selera makan. Untuk itulah, ahli gizi—salah satunya—turut ambil bagian dalam penanangan kanker.

“Efek samping bisa berupa mulut kering, mual, susah buang air besar, diare, dan sebagainya, tergantung pada obat yang diberikan. Untuk itu, sebelum menjalani kemoterapi, misalnya, pasien diberi informasi seputar efek samping, juga obat untuk mengurangi efek samping,” papar Dr Sri Wuriyanti, spesialis gizi klinik RSCM.

Cara mengatasi atau mengurangi keluhan, tambah Dr Sri, adalah memberikan pilihan makanan pengganti. Sebagai contoh, untuk masalah mulut kering, pasien disarankan untuk mengonsumsi susu atau jus buah.

“Agar tubuh tetap menyerap vitamin dan mineral dengan prinsip pemberiannya adalah volume sedikit, tapi sering. Kemudian, perhatikan pula komposisi gizi lengkap, mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan sebagainya dalam setiap asupan makanan,” jelas Dr Sri.

Alasan penting lainnya mengapa supporting therapy penting bagi pasien kanker adalah karena selain fisik, manusia memiliki banyak aspek dalam dirinya, meliputi sosial, emosional, budaya, spiritual, dan lainnya.

“Pasien mau tidak mau akan merasakan efek samping pengobatan, tapi tergantung pula pada bagaimana ia memandang penyakit. Kalau ada pasien yang diprediksikan bisa mencapai titik kesembuhan optimal, tapi karena tidak bersemangat, maka tingkat kesembuhannya akan berpengaruh. Itulah sebabnya kami (tim dokter RSCM) coba mendampingi di luar dari aspek kanker,” ungkap Dr Siti Annisa Nuhonni, spesialis rehabilitasi medik RSCM.

Sayangnya, ditegaskan Dr Siti, kebanyakan pasien datang sudah dengan kanker stadium lanjut sehingga supporting therapy juga perlu lebih waspada. “Kalau bayi lahir dipersiapkan, mengapa tidak disiapkan juga proses menuju kematian? Kami semua peduli pada pasien. Bagi kami, pasien adalah fokus kami,” tutur Dr Siti.

“Pengobatan multidisiplin bukan hanya untuk menyembuhkan kanker, tapi juga membuat quality of life penderitanya semakin baik. Kanker bisa diatasi, tapi bagaimana jika kedua tangan tidak bisa digerakkan atau selama pengobatan, gizinya terus menurun? Itulah pentingnya pengobatan multidisiplin. Namun, final decision is patient choice. Yang penting, kami komunikasikan informasi yang benar dan sampaikan pilihan pada pasien,” tukas Prof Soehartati yang juga Kepala Departemen Radioterapi RSCM ini.

Sumber: www.okezone.com

Friday, July 2, 2010

Lemak Esensial Penunjang Pertumbuhan

http://sehat-ituindah.blogspot.com
TUMBUH kembang secara optimal bisa dilakukan dengan memenuhi asupan lemak esensial yang bisa didapatkan dari menu makanan anak yang dikonsumsi.

Setiap harinya seorang anak harus mendapatkan asupan komposisi seimbang antara karbohidrat (50-60 persen), protein (15-20 persen), lemak (30 persen), dan beragam jenis vitamin. Dari total 30 persen lemak yang dikonsumsi, sebaiknya tidak lebih dari 7 persen lemak adalah lemak jenuh (SAFA) dan 25 persen adalah lemak tidak jenuh.
Dikatakan oleh pakar gizi klinik yang juga anggota dari PDGKI (Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia), Dr Fiastuti Witjaksono MS SpGK, bahwa menu menyajikan menu makan yang cerdas oleh orang tua sangat diperlukan demi terciptanya pola makan yang sehat, terkontrol, dan menyenangkan.

“Dalam mempersiapkan asupan makanan pada anak, kuncinya ada lah 3J yaitu jenis, jumlah dan jadwal,” katanya dalam acara peluncuran Blue Band Gold bertema “Pastikan Anak Dapat Asupan Lemak Esensial untuk Tumbuh Kembang Optimal dengan Blue Band Gold” yang diadakan oleh produk Blue Band di Jakarta, belum lama ini.

Fiastuti menuturkan, 3J tersebut terdiri atas jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, di samping vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, B12, D dan E, sedangkan untuk jumlah, maka jumlah kalori yang dikonsumsi harus sesuai kebutuhan dan dengan jadwal makan yang teratur.

Untuk memenuhi kecukupan nutrisi anak, asupan lemak esensial bisa membantu anak untuk tumbuh optimal.

Fiastuti menjelaskan, asam lemak esensial (essential fatty acid) sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak karena merupakan komponen pembentukan sel membran yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel dan sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik mereka.

Asupan lemak esensial juga dapat menjadikan sel membran menjadi lebih lentur dan mampu menyerap nutrisi lebih baik karena membantu membentuk dan mengintegrasikan sel-sel membran.

Ersa mayori adalah salah satu artis yang berusaha keras menerapkan pola makan sehat pada anak-anaknya. “Sejak kecil, ibu selalu menyediakan makanan sehat di rumah, kini saya pun menanamkan kebiasaan sehat kepada anak saya sedari dini,” tutur artis cantik ini.

Ersa menuturkan, karena kebiasaan ibunya, ia pun tertular untuk selalu menyediakan makanan sehat untuk anaknya, seperti yang ia berikan kepada anaknya, Aiska Variana, 6. Ersa menuturkan, karena sangat aktif di sekolah, maka ia harus memastikan komposisi asupan makanannya seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak agar kebutuhan gizinya selalu tercukupi.

“Bekal yang disiapkan untuk dibawa Kika ataupun makan siang di rumah menunya bervariasi, antara lain roti isi, makaroni, dan buah potong. Selain memberikan nutrisi, juga harus lezat agar anak suka memakannya,” sebutnya dalam acara yang sama.
Untuk memenuhi konsumsi asupan lemak esensial agar lebih seimbang, maka bisa dilakukan dengan menambahkan Blue Band Gold pada saat menyiapkan makanan bergizi anak.

Dikatakan oleh Brand Manager Blue Band PT Unilever Indonesia Tbk, Agus Nugraha, bahwa Blue Band Gold varian baru dari Blue Band adalah margarin yang dibuat dengan minyak nabati dengan kandungan lemak esensial lebih banyak yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia.
Sumber : www.okezone.com