BLOG INI BERISIKAN KUMPULAN ARTIKEL KESEHATAN TERBARU, INFO KESEHATAN, INFO PENYAKIT, TIPS SEHAT, PANDUAN HIDUP SEHAT , DSB YANG DAPAT MENJADI REFERENSI BAGI YANG MEMBUTUHKAN INFORMASI KESEHATAN. SEHAT YUK...
ALAMI DAN ILMIAH (PRODUK HERBAL/PERLEBAHAN TERBAIK)
Thursday, March 5, 2009
Jangan Abaikan Sakit Pinggang
http://sehat-ituindah.blogspot.com
JANGAN pernah mengabaikan nyeri pinggang seringan apa pun. Nyeri pinggang terkadang menunjukkan gejala penyakit yang lebih parah. Benarkah?
Sumber: okezone.com
JANGAN pernah mengabaikan nyeri pinggang seringan apa pun. Nyeri pinggang terkadang menunjukkan gejala penyakit yang lebih parah. Benarkah?
Sumber: okezone.com
Wednesday, March 4, 2009
Mengenali Kanker Serviks dan Pencegahannya
http://sehat-ituindah.blogspot.com
DALAM setiap tahun, penderita kanker semakin meningkat tanpa mengenal batasan usia. Salah satu jenis penyakit mematikan itu adalah kanker serviks atau kanker leher rahim.
Sumber: okezone.com
DALAM setiap tahun, penderita kanker semakin meningkat tanpa mengenal batasan usia. Salah satu jenis penyakit mematikan itu adalah kanker serviks atau kanker leher rahim.
Meski menjadi penyakit nomor dua yang membunuh kaum Hawa di Asia, lebih dari lima puluh persen penderita kanker serviks berobat dalam stadium lanjut sehingga penyakit itu sulit disembuhkan. Padahal seorang wanita bisa mencegah penyakit yang merenggut nyawa satu orang setiap harinya itu, dengan deteksi dini melalui tes pap smear.
Tes yang dapat mendeteksi awal kanker serviks ini, dapat dilakukan sekali dalam dua tahun atau tiga tahun. Namun, tes ini relatif mahal, sehingga tidak semua kalangan dapat melakukannya.
Bahkan, idealnya, setiap wanita dapat mencegah virus HPV (virus yang menjadi penyebab kanker serviks) dengan vaksinasi. Karena infeksi HPV itu biasanya menetap. Dan bila seorang wanita terpapar HPV, dia tetap beresiko untuk mendapatkan infeksi berulang dari tipe HPV yang sama atau berbeda, dan tetap beresiko terkena kanker serviks.
Melalui vaksin yang berpotensi mencegah lebih dari 70 persen kanker serviks itu meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum membentuk infeksi.
Jika sebelumnya deteksi dini kanker serviks dilakukan dengan tes pap smear, kini terdapat program pencegahan kanker leher rahim yang lebih sederhana, praktis dan murah tetapi langsung dapat diketahui. Yaitu Skrining IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau dengan nama lain Program See and Treat.
DR dr Laila Nuranna SpOG(K), dari Rumah Sakit Cipto Mengunkusumo (RSCM) mengatakan hal itu dalam acara "Pencanangan Program IVA untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim", di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (14/3). Ia menambahkan, dengan tes IVA, bisa diketahui stadium dari kanker yang disebabkan human papiloma virus (HPV), apakah stadium prakanker atau sudah kanker.
Wilayah yang menjadi pilot project screening kanker serviks tersebut yakni Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang merupakan salah satu wilayah terpadat di Jakarta. Deteksi dini dengan menggunakan metode IVA dapat dilakukan di wilayah Kecamatan Johar Baru dan juga Jakarta Pusat yang tersebar di Puskesmas Pulogundul, Puskesmas Johar Baru 1, Puskesmas Johar Baru 2, Puskesmas Johar Baru 3, Puskesmas Galur, Puskesmas Kampung Rawa, Puskesmas Tanah Tinggi, dan Rumah Bersalin Panti Astuti.
Menurutnya, bila masih dalam tahap prakanker ringan segera diobati, 90 persen sel-sel mulut rahim kembali normal. Tetapi, jika kondisi pada stadium prakanker saja sudah berat, dalam waktu dua atau tiga tahun bisa berubah menjadi kanker.
Namun hal itu bergantung pada beberapa faktor. Wanita yang sudah menikah atau belum menikah, berisiko mengidap kanker serviks. Demikian juga dengan wanita yang sering berganti-ganti pasangan seks, atau usia ketika berhubungan seks belum waktunya.
Wanita yang melakukan hubungan seks pada saat berusia kurang dari 20 tahun, berisiko tinggi mengidap kanker serviks. Faktor lain adalah banyak anak, yang berpeluang menimbulkan trauma karena proses melahirkan. Perlukaan yang timbul, akan menjadi tempat berkembang virus HVP.
Pada tahap awal atau prakanker, kata Laila, tidak ada gejala khas. Karena itu, dengan skrining atau deteksi dini, proses perkembangan sel kanker bisa dicegah. Sayangnya, belum semua wanita menyadari perlunya tes untuk area genitalnya.
"IVA merupakan pemeriksaan yang praktis, murah, tapi akurasinya tinggi. Pengobatan kanker akan lebih baik jika dapat dicegah lebih awal," kata Tatiek Fauzi Bowo, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, di tengah para ibu-ibu PKK tingkat Provinsi DKI Jakarta yang menghadiri acara tersebut.
Menurut Laila, tes dengan aplikasi dengan diberi asam asetat atau asam cuka tiga-lima persen secara inspekulo dan dilihat dengan mata telanjang itu dilakukan oleh tenaga terlatih (dokter atau bidan atau paramedic). Pemeriksaan inspeksi visual ini dilakukan untuk dapat mengetahui apakah seorang wanita dalam tahap prakanker atau tidak, melalui perubahan warna dari merah jambu menjadi putih.
Apabila telah mendapati hasil pemeriksaan abnormal, lanjut Laila, maka digunakan metode krioterapi yaitu suatu tindakan medis mendinginkan bagian yang sakit sampai dengan suhu di bawah nol derajat Celcius (terapi gas dingin).
Kanker serviks bukan penyakit keturunan. Penularannya melalui hubungan seks. Seorang perempuan sehat bisa terinfeksi HPV dari pasangan seksnya. Meskipun laki-laki memiliki virus itu, tetapi tidak mengidap kanker.
Ada 100 jenis tipe HPV, namun yang menyebabkan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18. Di dunia, sekira 500 ribu wanita didiagnosa menderita kanker leher rahim dan rata-rata 270 ribu kematian setiap tahunnya. Sementara di Indonesia diperkirakan dalam setiap tahunnya terdapat 15 ribu kasus baru dan delapan ribu di antaranya meninggal dunia. Karena itu, upaya pencegahan lebih baik daripada mengobati. Bagaimana, sudahkah Anda memeriksa kesehatan wilayah genital Anda sejak dini?
Sumber: okezone.com
Cegah Kanker, Diet Tepat dan Seimbang
http://sehat-ituindah.blogspot.com
KANKER merupakan penyakit yang sulit diketahui penyebabnya. Namun, dipengaruhi beberapa faktor risiko, seperti rokok, diet yang tidak sehat dan obesitas.
Sumber: okezone.com
KANKER merupakan penyakit yang sulit diketahui penyebabnya. Namun, dipengaruhi beberapa faktor risiko, seperti rokok, diet yang tidak sehat dan obesitas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbang 30% risiko terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian, terdapat hubungan antara kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
"Jenis penyakit kanker yang timbul akibat faktor risiko ini adalah kanker kerongkongan (oesophagus), ginjal, rahim (endometrium), pankreas, payudara, dan usus besar," tutur Menteri Kesehatan (Menkes) Dr dr Siti Fadilah Supari, SP.JP(K) saat membuka seminar kesehatan bagi anak-anak SD dan SMP di Departemen Kesehatan, Jakarta, pekan lalu.
Ditambahkan Menkes, perlu adanya upaya bersama untuk mencegah faktor risiko kanker dengan mengampanyekan aktivitas fisik dan diet yang seimbang bagi masyarakat, terutama bagi anakanak sebagai penerus bangsa.
Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebihan (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta di antaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas.
"Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevelansi nasional obesitas umum pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun adalah 10,3% (lakilaki 13,9%, perempuan 23,8%). Sementara prevelansi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun," ucapnya.
Karena itu, Menkes menyebutkan, perlu terus mengampanyekan untuk menjaga keseimbangan antara energi (kalori) yang didapat dengan energi yang dikeluarkan. Melakukan perubahan kebiasaan sedentary atau hanya duduk-duduk tanpa aktivitas fisik semakin luas seiring perkembangan dan ilmu teknologi. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya angka obesitas dengan mengimbangkan aktivitas fisik yang cukup.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Fransiska R Zakaria, MSc, mengatakan dengan melakukan program diet yang tepat dan seimbang, maka bisa mencegah kanker.
"Makanan yang mengandung bahan karsinogen harus dihindari seperti sate karena melalui proses pembakaran. Jika makanan tersebut masuk ke dalam tubuh kita, maka akan menggerogoti tubuh kita," ucap Fransiska yang juga staf pengajar Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB tersebut.
Dia menuturkan, para ilmuwan sudah membuktikan bahwa berat badan yang berlebih akan meningkatkan risiko kanker. Para ilmuwan sendiri menemukan bukti yang meyakinkan bahwa lemak yang berlebih merupakan penyebab kanker usus, kanker payudara (khusus bagi kaum wanita yang telah menopause), kanker oesophagus (saluran pencernaan antara tenggorokan dan lambung), kanker pankreas, kanker rahim, dan kanker ginjal.
Karena itu, Fransiska menyebutkan, melakukan diet tepat yang sehat dan seimbang merupakan langkah awal terhindar dari kanker. Misalnya dengan menghindari makanan yang mengandung lemak lebih dari 10%.
"Pilihlah makanan yang direbus, berkuah, atau ditim serta kurangi makanan yang terlalu asin atau makanan yang diawetkan dengan garam," pesannya.
Ditambahkan pula, bisa pula menerapkan pola hidup Go Green! yaitu banyak mengonsumsi sayuran atau teh hijau.
Sumber: okezone.com
Tuesday, March 3, 2009
Mengatasi Lelah saat Bekerja
http://sehat-ituindah.blogspot.com
BANYAK orang yang mengeluh merasa kelelahan di saat bekerja. Fatalnya, masalah itu dirasakan di jam kantor. Apabila Anda juga mengalaminya, harap jangan dianggap remeh. Sebab, bekerja di kantor hanya mengandalkan fisik semata.
Sumber: okezone.com
BANYAK orang yang mengeluh merasa kelelahan di saat bekerja. Fatalnya, masalah itu dirasakan di jam kantor. Apabila Anda juga mengalaminya, harap jangan dianggap remeh. Sebab, bekerja di kantor hanya mengandalkan fisik semata.
Jika sering lelah saat bekerja, bisa jadi Anda menderita anemia alias kurang darah. Anemia ini diakibatkan oleh kekurangan zat besi yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Kekurangan hemoglobin akan menurunkan kemampuan darah mengengkut oksigen. Itu akan membuat tubuh kekurangan bahan bakar sehingga menjadi cepat lelah.
Namun, kalau Anda bukan penderita anemia atau gangguan darah lainnya, maka kelelahan yang dirasakan sangat mungkin diakibatkan kombinasi gaya hidup yang tidak sehat, masalah di tempat kerja, atau bahkan stres. Nah, untuk menghindari itu semua, ada sejumlah cara untuk meningkatkan stamina supaya Anda tidak mudah lelah ketika masih berjibaku dengan pekerjaan.
Pertama, Anda perlu tenaga tambahan setiap hari. Caranya dengan menjaga pola makan. Sarapan pagi setiap hari akan memberikan energi lebih, karena sisa energi dari hasil makan malam tidak akan mencukupi kebutuhan energi hingga siang.
Lalu, minum banyak air putih. Fungsi tubuh bakal melemah bila kekurangan cairan. Hati-hati terhadap konsumsi kafein. Minuman berkafein seperti kopi, teh, dan cola mungkin bisa meningkatkan energi, tapi pemakaian berlebihan akan mendatangkan masalah dan justru menurunkan kinerja fisik Anda.
Kedua, menjaga pola dan kualitas tidur. Tidur yang cukup, karena orang dewasa membutuhkan delapan jam tidur setiap malam. Batasi kafein dengan meminumnya pada malam hari. Pasalnya, akan memicu insomnia.
Jangan lupa untuk belajar rileks. Jangan memikirkan masalah pekerjaan sebelum tidur, tapi pikirkan hal yang menyenangkan Anda. Sebaiknya hindari pil tidur, karena punya dampak yang kurang baik bagi kesehatan Anda.
Kemudian, hindari gaya hidup tidak sehat. Perilaku ini akan membuat tubuh tidak berfungsi optimal. Contohnya, dengan menghindari asap rokok karena karbon monoksida dari kepulan asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang ada dalam darah. Jadi kaum perokok kalah energik dibandingkan nonperokok. Perlu juga untuk meningkatkan aktivitas fisik. Olahraga dipercaya mengurangi tekanan darah, melancarkan sirkulasi darah, menenangkan pikiran, serta memudahkan Anda tidur nyenyak.
Terakhir, coba Anda perhatikan lebih cermat lagi kondisi psikologis yang dikenal sebagai penyebab kelelahan. Masalah yang mungkin menjadi penyebab kecemasan dan depresi berlarut-larut sebaiknya konsultasikan dengan ahli jiwa. Jangan lupa, berlatih relaksasi dan santai. Kecemasan terus menerus akan menghabiskan energi. Cobalah belajar teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga. Kehidupan modern selalu saja melelahkan, jadi cobalah untuk bersantai di akhir pekan bersama keluarga.
Sumber: okezone.com
Monday, March 2, 2009
Persalinan Caesar, Bayi Rentan Terserang Penyakit
http://sehat-ituindah.blogspot.com
MELAHIRKAN secara caesar harus diikuti dengan perhatian besar terhadap kesehatan bayi. Sebab, bayi terlahir caesar rentan serangan penyakit.
Sumber: okezone.com
MELAHIRKAN secara caesar harus diikuti dengan perhatian besar terhadap kesehatan bayi. Sebab, bayi terlahir caesar rentan serangan penyakit.
Salah satunya adalah soal mikroflora, saluran cerna yang punya peranan penting dalam pembentukan daya tahan tubuh bayi. Pembentukan kolonisasi saluran cerna yang tertunda, seperti pada bayi yang lahir secara caesar diyakini memengaruhi daya tahan tubuh mereka. Imbasnya, meningkatkan risiko alergi dan penyakit infeksi hingga usia lima tahun.
Bayi yang dilahirkan dari proses persalinan caesar rentan terkena penyakit. Kelemahan ini bisa muncul karena kurangnya mikrobiota atau bakteri baik pada saluran cerna. Padahal, bakteri baik ini berfungsi membantu pertahanan tubuh dari serangan mikroorganisme jahat atau patogen.
Kata lainnya, mikrobiota usus pada bayi yang dilahirkan normal tidak sama dengan pada bayi yang dilahirkan caesar. Bayi yang terlahir dengan operasi khusus membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi lahir secara normal.
Data yang diperoleh dari suatu hasil penelitian (Gronlud et al, Clin Exp Allergy 1999)bifidobakteria pada bayi lahir caesar, akan tertunda. Diperlukan waktu hingga enam bulan untuk menyamai bayi yang lahir normal. Itulah yang menyebabkan muncul perbedaan antara bayi lahir normal dan caesar.
Bifidobakteria adalah salah satu kelompok bakteri yang menguntungkan (probiotik) yang ada di dalam saluran cerna. Keberadaan mereka terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri pathogen sehingga dapat membantu imunitas lokal di daerah pencernaan.
"Dari adanya waktu enam bulan tersebut, ternyata sampai saat ini belum ada lagi studi yang menyatakan bahwa waktu tersebut bisa dipercepat," papar mantan Guru Besar Allergy Prevention and Paediatrics dari Karolinska Institutet Swedia, Prof Bengt Bjorksten MD PhD pada acara talkshow bertema Peluang Perlindungan Alami bagi Bayi yang Lahir Caesar yang digelar Nestle Indonesia di Hotel Gran Melia Jakarta, belum lama ini.
Bengt memaparkan, setelah bayi caesar itu lahir, maka naluri untuk bayi mencari air susu ibu (ASI) pada bayi caesar dengan bayi normal sangat berbeda. Jika bayi dilahirkan normal, ASI langsung bisa diberikan saat keluar dari rahim ibunya. Dan di sanalah proses naluriah yang terjalin antara anak dan ibu sudah dapat terlihat. "Anak secara otomatis langsung mencari di mana letak ASI itu berada," ucap Bengt.
Sementara pada bayi yang dilahirkan dari proses persalinan caesar, dibutuhkan waktu 30 menit sampai 2 jam setelah operasi baru bisa diberikan ASI milik ibunya. Sebab, kilah dia, sang ibu masih dalam kondisi sakit atau nyeri pascaoperasi caesar. "Tetapi mau bagaimanapun itu keadaannya, inisiasi ASI harus terus dilakukan. Alasannya, terdapat kolostrum yang keluar pada ASI pertama kali diberikan untuk bayi yang baik bagi pertumbuhan bayi kemudian hari," jelasnya.
Penelitian menunjukkan, bakteri menguntungkan seperti bifidobakteria yang diperoleh pada periode awal kelahiran, sangat dibutuhkan untuk mengenali dan membentuk toleransi terhadap zat-zat asing yang masuk ke tubuh. Dominasi bifidobakteria dalam saluran cerna, berkaitan dengan kesehatan bayi yang baik.
Pentingnya peranan bakteri menguntungkan ini menjelaskan mengapa bayi yang dilahirkan secara caesar dilaporkan memiliki kasus alergi dan infeksi yang lebih tinggi. "Pengaruh kondisi awal kelahiran, seperti cara kelahiran dan penggunaan antibiotik, dan lain-lain, memiliki efek sangat besar terhadap pola mikroflora saluran cerna. Mikroflora saluran cerna sangat penting untuk merangsang sistem daya tahan tubuh dalam kondisi normal," tuturnya.
Penelitian Bengt pada tahun 2001 membuktikan bahwa bayi-bayi penderita alergi terbukti memiliki lebih sedikit bifidobakteria pada feses (tinja) mereka. Hal ini masih terlihat hingga buah hati Anda berusia 5 tahun. "Pada kondisi saat ini, banyak sekali penyakit-penyakit yang semakin meningkat jumlah penderitanya.
Seperti infeksi, alergi, dan saluran cerna. Faktor timbulnya penyakit tersebut bukan hanya polusi dari lingkungan, juga dari gaya hidup termasuk juga faktor konsumsi sang ibu, saat dia mengandung," sebut Ketua Divisi Gastrohepatology Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Prof Agus Firmansyah, MD, PhD.
Sumber: okezone.com
Obesitas Pengaruhi Kesehatan Remaja
http://sehat-ituindah.blogspot.com
OBESITAS atau kegemukan ternyata berhubungan erat dengan sejumlah komplikasi penyakit dalam kehamilan. Sebuah penelitian terbaru di dunia kesehatan menunjukkan risiko yang menimpa remaja itu peluangnya sama besar dengan orang dewasa.
Penelitian yang menggunakan remaja yang baru pertama kali melahirkan sebagai responden menunjukkan hasil bahwa remaja yang menderita obesitas memiliki kemungkinan lebih besar terkena diabetes selama kehamilan dan menjalani operasi caesar pada saat melahirkan.
Pada masa lalu, perhatian yang diberikan kepada remaja yang hamil lebih dititikberatkan jangan sampai mereka kekurangan nutrisi. Karena itu, berat mereka dapat bertambah selama mengandung jabang bayinya. Namun, peningkatan jumlah remaja yang mengalami obesitas dapat mengubah perhatian kita menjadi risiko yang dihadapi remaja selama kehamilan akibat obesitas. Penelitian ilmiah ini dilaporkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology.
Untuk penelitian tersebut, dr Sina Haeri dari University of North Carolina di Chapel Hill, AS, dan sejumlah rekannya meneliti sebanyak 458 remaja yang melahirkan di salah satu rumahsakitdi Washington DC selama empat tahun.
Kebanyakan dari remaja itu berasal dari ras Afrika-Amerika. Secara keseluruhan, hasil penelitian menemukan, remaja yang mengalami obesitas sebelum hamil memiliki empat kali kemungkinan lebih besar terkena diabetes selama kehamilan dibandingkan teman-teman sebayanya yang tidak mengalami obesitas. Diabetes yang timbul selama kehamilan dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2 setelah melahirkan.
Remaja obesitas juga memiliki kemungkinan empat kali lebih besar melahirkan secara caesar. Hal ini merupakan penemuan lanjutan dari penelitian terhadap wanita dewasa.
"Tingginya angka operasi caesar yang dialami remaja mengakibatkan semakin tingginya risiko yang menimpa mereka. Misalnya terkena infeksi. Hasil penelitian tersebut menekankan pentingnya mencegah obesitas pada kehamilan remaja dan bagaimana mendapatkan berat badan yang ideal bagi para remaja," sebut Haeri. Karena itu, alangkah baiknya bila sejak sekarang para remaja mulai menjaga kondisi tubuhnya supaya tidak mengalami kelebihan berat badan. Di samping kemungkinan memengaruhi bayinya, juga berimbas kurang positif bagi kesehatan si calon ibu.
Sumber: okezone.com
OBESITAS atau kegemukan ternyata berhubungan erat dengan sejumlah komplikasi penyakit dalam kehamilan. Sebuah penelitian terbaru di dunia kesehatan menunjukkan risiko yang menimpa remaja itu peluangnya sama besar dengan orang dewasa.
Penelitian yang menggunakan remaja yang baru pertama kali melahirkan sebagai responden menunjukkan hasil bahwa remaja yang menderita obesitas memiliki kemungkinan lebih besar terkena diabetes selama kehamilan dan menjalani operasi caesar pada saat melahirkan.
Pada masa lalu, perhatian yang diberikan kepada remaja yang hamil lebih dititikberatkan jangan sampai mereka kekurangan nutrisi. Karena itu, berat mereka dapat bertambah selama mengandung jabang bayinya. Namun, peningkatan jumlah remaja yang mengalami obesitas dapat mengubah perhatian kita menjadi risiko yang dihadapi remaja selama kehamilan akibat obesitas. Penelitian ilmiah ini dilaporkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology.
Untuk penelitian tersebut, dr Sina Haeri dari University of North Carolina di Chapel Hill, AS, dan sejumlah rekannya meneliti sebanyak 458 remaja yang melahirkan di salah satu rumahsakitdi Washington DC selama empat tahun.
Kebanyakan dari remaja itu berasal dari ras Afrika-Amerika. Secara keseluruhan, hasil penelitian menemukan, remaja yang mengalami obesitas sebelum hamil memiliki empat kali kemungkinan lebih besar terkena diabetes selama kehamilan dibandingkan teman-teman sebayanya yang tidak mengalami obesitas. Diabetes yang timbul selama kehamilan dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2 setelah melahirkan.
Remaja obesitas juga memiliki kemungkinan empat kali lebih besar melahirkan secara caesar. Hal ini merupakan penemuan lanjutan dari penelitian terhadap wanita dewasa.
"Tingginya angka operasi caesar yang dialami remaja mengakibatkan semakin tingginya risiko yang menimpa mereka. Misalnya terkena infeksi. Hasil penelitian tersebut menekankan pentingnya mencegah obesitas pada kehamilan remaja dan bagaimana mendapatkan berat badan yang ideal bagi para remaja," sebut Haeri. Karena itu, alangkah baiknya bila sejak sekarang para remaja mulai menjaga kondisi tubuhnya supaya tidak mengalami kelebihan berat badan. Di samping kemungkinan memengaruhi bayinya, juga berimbas kurang positif bagi kesehatan si calon ibu.
Sumber: okezone.com
Sunday, March 1, 2009
Cara Sederhana Kurangi Stres
http://sehat-ituindah.blogspot.com
STRES memang tak dapat dihindari. Siapapun bisa mengalaminya. Namun, ternyata ada orang-orang yang enjoy dengan hidupnya yang penuh tekanan, sementara orang lain terlihat tak bisa mengendalikan diri?
Sumber: okezone.com
STRES memang tak dapat dihindari. Siapapun bisa mengalaminya. Namun, ternyata ada orang-orang yang enjoy dengan hidupnya yang penuh tekanan, sementara orang lain terlihat tak bisa mengendalikan diri?
Anda kini mungkin sedang dalam kondisi jenuh dan stres tingkat tinggi, sehingga membuat tidak nyaman. Mencoba berdamai dengan stres pasti sulit, tapi berkubang terus di dalamnya juga menyengsarakan hidup Anda. Berikut ini cara tepat merilekskan diri agar hidup Anda kembali berwarna, seperti dikutip dari Health Discovery.
Latihan pernapasan
Jika kondisi sedang dalam tidak fit akibat setumpuk masalah yang dihadapi, Anda dapat rutin melakukan latihan pernapasan. Cara ini bisa menjadikan pikiran kembali jernih sekaligus membuat tubuh jadi lebih sehat. Caranya, ambil posisi duduk atau berbaring sementara dengan menyilangkan tangan ke bahu. Tarik nafas dalam-dalam hingga Anda merasakan udara masuk ke paru-paru. Kemudian, keluarkan perlahan. Lakukan latihan pernapasan 5-20 menit.
Terapi relaksasi
Dalam merilekskan otot-otot yang tegang, Anda dapat melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, di rumah maupun pusat kebugaran yang menawarkan program tersebut. Jika Anda melakukannya di rumah, pasanglah musik berirama tenang dan cari lokasi rumah yang tenang agar hati pun ikutan tenang.
Gerakan bahu
Cara lain bisa dengan menggerakkan kedua bahu Anda ke depan dan ke belakang secara bergantian. Iringi latihan Anda dengan musik yang menenangkan.
Buang pikiran buruk
Rileks bukan hanya diukur dengan tubuh yang sehat. Untuk bisa rileks, Anda juga butuh pikiran yang jernih. Buanglah semua pikiran buruk dan ganti dengan pikiran positif dalam melihat suatu hal. Sebagai contoh, Anda bisa mengingat memori menyenangkan saat pasangan memberi puisi cinta ketika kencan pertama.
Salurkan dengan seni
Seni merupakan salah satu bentuk ekspresi jiwa dan perasaan. Rilekskan tubuh dan pikiran Anda dengan melakukan aktivitas yang sesuai hobi dan minat, seperti bergabung dengan klub musik.
Sumber: okezone.com
Subscribe to:
Posts (Atom)