Hati-hati buat yang Hobi berenang..
Ini jenis penyakit baru yang bisa langsung shutdown otak.
Be carefull... sudah kejadian ada keponakan temen sekantor gw umur 2,5 tahun yang terserang 1 hari setelah berenang di Grand Hyatt dan sekarang dalam keadaan koma sudah 3 hari ini. Dokter menyatakan bahwa kemungkinan hidupnya hanya tinggal 5%, dan kalaupun dia bisa bertahan hidup dalam keadaan terbelakang.
Enam warga AS tewas akibat Otaknya Digerogoti Amuba
Beginilah ilustrasi serangan amuba yang bisa menginfeksi otak manusia, gara-gara berenang atau minum air yang belum steril
PHOENIX - Musibah yang menimpa enam warga Amerika Serikat (AS) ini sepertinya memang tidak masuk akal. Mereka tewas setelah otaknya digerogoti amuba. Makhluk hidup bersel satu yang biasanya tinggal di danau itu diduga kuat masuk melalui hidung mereka dan lantas bersarang di otak.
Kasus kematian yang melibatkan amuba memang sangat jarang terjadi. Tapi, di AS, tahun ini saja, sudah ada enam orang yang tewas akibat "serangan" amuba. "Jelas, kasus tersebut harus kami selidiki hingga tuntas," papar Michael Beach, pakar penyakit yang berhubungan dengan air di Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Berdasar penyelidikan awal, diketahui bahwa amuba pencabut nyawa itu bernama Naegleria fowleri.
Menurut Beach , Naegleria adalah amuba pecinta panas. "Jika suhu air tempat ia tinggal baik, Naegleria akan lebih aktif," ujarnya. Karena itu, kecenderungan meningkatnya suhu udara dan temperatur air di masa mendatang menjadi kekhawatiran terbesar CDC. Sebab, kasus kematian karena Naegleria juga akan semakin banyak. Dalam periode 1995-2004, amuba tersebut sudah merenggut nyawa sedikitnya 23 orang di AS.
Naegleria paling banyak ditemukan di wilayah selatan AS. Tapi, secara umum, amuba berbahaya itu hidup hampir di setiap danau, mata air, genangan air, dan kolam renang yang tidak bersih. Kolam atau danau yang banyak ditumbuhi ganggang dan bakteri menjadi tempat hunian favorit Naegleria. "Biasanya, korban terinfeksi saat menyelam di danau atau kolam yang dangkal hingga menyentuh dasarnya," terang Beach.
Setelah berhasil masuk tubuh manusia, amuba tersebut merusak jaringan yang ia lewati hingga mencapai otak. "Aktivitas merusak itu ia teruskan dengan menggerogoti sel-sel otak korbannya," imbuh Beach . Dampaknya, korban akan mengeluhkan sakit (kaku) leher, sakit kepala, dan demam. Pada tahap lebih lanjut, korban akan menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak, seperti halusinasi dan perubahan perilaku.
"Sekali terinfeksi, korban tidak memiliki banyak peluang untuk selamat. Bahkan, obat-obatan yang diberikan tidak bisa mencegah kematian," katanya. Dia menambahkan bahwa Naegleria hanya butuh waktu sekitar dua pekan untuk melumpuhkan korbannya. Hingga saat ini, para peneliti di AS masih terus mengembangkan penelitian dan upaya untuk mengatasi serangan amuba yang lebih sering menyerang kaum adam itu.
Enam warga AS tewas akibat Otaknya Digerogoti Amuba
Beginilah ilustrasi serangan amuba yang bisa menginfeksi otak manusia, gara-gara berenang atau minum air yang belum steril
PHOENIX - Musibah yang menimpa enam warga Amerika Serikat (AS) ini sepertinya memang tidak masuk akal. Mereka tewas setelah otaknya digerogoti amuba. Makhluk hidup bersel satu yang biasanya tinggal di danau itu diduga kuat masuk melalui hidung mereka dan lantas bersarang di otak.
Kasus kematian yang melibatkan amuba memang sangat jarang terjadi. Tapi, di AS, tahun ini saja, sudah ada enam orang yang tewas akibat "serangan" amuba. "Jelas, kasus tersebut harus kami selidiki hingga tuntas," papar Michael Beach, pakar penyakit yang berhubungan dengan air di Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Berdasar penyelidikan awal, diketahui bahwa amuba pencabut nyawa itu bernama Naegleria fowleri.
Menurut Beach , Naegleria adalah amuba pecinta panas. "Jika suhu air tempat ia tinggal baik, Naegleria akan lebih aktif," ujarnya. Karena itu, kecenderungan meningkatnya suhu udara dan temperatur air di masa mendatang menjadi kekhawatiran terbesar CDC. Sebab, kasus kematian karena Naegleria juga akan semakin banyak. Dalam periode 1995-2004, amuba tersebut sudah merenggut nyawa sedikitnya 23 orang di AS.
Naegleria paling banyak ditemukan di wilayah selatan AS. Tapi, secara umum, amuba berbahaya itu hidup hampir di setiap danau, mata air, genangan air, dan kolam renang yang tidak bersih. Kolam atau danau yang banyak ditumbuhi ganggang dan bakteri menjadi tempat hunian favorit Naegleria. "Biasanya, korban terinfeksi saat menyelam di danau atau kolam yang dangkal hingga menyentuh dasarnya," terang Beach.
Setelah berhasil masuk tubuh manusia, amuba tersebut merusak jaringan yang ia lewati hingga mencapai otak. "Aktivitas merusak itu ia teruskan dengan menggerogoti sel-sel otak korbannya," imbuh Beach . Dampaknya, korban akan mengeluhkan sakit (kaku) leher, sakit kepala, dan demam. Pada tahap lebih lanjut, korban akan menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak, seperti halusinasi dan perubahan perilaku.
"Sekali terinfeksi, korban tidak memiliki banyak peluang untuk selamat. Bahkan, obat-obatan yang diberikan tidak bisa mencegah kematian," katanya. Dia menambahkan bahwa Naegleria hanya butuh waktu sekitar dua pekan untuk melumpuhkan korbannya. Hingga saat ini, para peneliti di AS masih terus mengembangkan penelitian dan upaya untuk mengatasi serangan amuba yang lebih sering menyerang kaum adam itu.