ALAMI DAN ILMIAH (PRODUK HERBAL/PERLEBAHAN TERBAIK)

ANDA BUTUH PRODUK PERLEBAHAN SEPERTI: ROYAL JELLY, MADU, POLLEN , PROPOLIS, HUB. SAYA DI 081342042120

Monday, November 3, 2008

Penyakit Baru yang di sebabkan oleh Ponsel

Beberapa lama ini dokter di Inggris dibingungkan dengan berbagai penderitaan di telinga dan pipi para penduduk, yang ditandai dengan adanya peradangan pada kulit, dan merupakan tanda adanya alergi.

Setelah lama diteliti ternyata kemerahan dan radanga alergi tersebut muncul karena alergi yang dipicu akibat penggunaan HP yang terlalu lama, demikian laporan dari Association of Dermatologists (Asosiasi Ahli Kulit). Kelompok tersebut menjuluki penyakit kulit yang gatal dan kemerahan akibat penggunaan HP tersebut sebagai “mobile phone dermatitis,” yang menyerang mereka akibat adanya reaksi alergi karena permukaan HP yang terbuat dari nikel.

“Ada baiknya para dokter mengingat kondisi aneh yang tidak bisa dijelaskan, apalagi jika mereka bertemu dengan pasien yang memliki gejala yang sama, yaitu kemerahan di pipi dan telinga,” demikian pernyataan dari Asosiasi ini. Menurut Asosiasi ini, banyak dokter yang belum tahu bahwa gejala ini timbul akibat dari penggunaan HP yang terlalu lama.

Masalah keamanan terhadap penggunaan HP yang ada mulai bertambah karena makin banyak orang yang bergantung pada alat ini untuk komunikasi harian, walaupun bukti yang ada belakangan menunjukkan bahwa sebenarnya alat ini tidak bisa dikaitkan dengan berbagai penyakit serius seperti kanker otak.

“Untuk penyakit “mobile phone dermatitis”, peradangan yang muncul akan terjadi di daerah pipi dan telinga, tergantung dimana daerah bagian logam dari HP bersentuhan dengan kulit kita,” demikian kata kelompok tadi. “Secara teori bahkan radang ini dapat terjadi di jari kita jika anda semakin lama bersentuhan dengan tombol menu dari logam.”

Nikel adalah logam yang banyak ditemukan di berbagai produk, baik dari HP sampai ke perhiasan dan bahkan ditemukan juga di kepala ikat pinggang, dan logam ini sangat sering menimbulkan radang pada kulit akibat kontak, demikian penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic di Amerika.