FLU dan pilek tidak boleh dianggap enteng. Apalagi pada puncak musim hujan bulan Desember hingga Maret mendatang. Perbaiki gaya hidup dan perkuat daya tahan tubuh Anda dari sekarang!
Sebagian besar negara-negara di belahan dunia tengah hidup dalam "kedinginan". Jika Indonesia sekarang sedang mengalami musim hujan, warga di negara-negara empat musim pun tengah merapatkan selimut dan menyalakan tungku perapian untuk melawan dinginnya cuaca pada musim dingin. Bahkan, seperti yang acap kali tayang di televisi, momen Natal yang jatuh pada 25 Desember identik dengan salju yang tentunya terasa dingin.
Nah, di balik udara yang dinginnya kian menusuk tulang itu rupanya virus influenza malah "berpesta". Tingginya infeksi penyakit "sejuta umat" ini memang berkaitan erat dengan perubahan musim, yang mana jumlah orang sakit biasanya meningkat pada saat cuaca dingin. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS memperkirakan, flu membunuh sekitar 36.000 penduduk per tahun serta mengakibatkan 200.000 orang dirawat di rumah sakit.
Kejadian ini kebanyakan terjadi di Amerika Utara, antara bulan Oktober dan Mei, sedangkan puncaknya biasanya pada akhir Desember hingga awal Maret. Angka infeksi beragam virus juga meningkat pada Januari, banyak keluarga yang kembali pulang selepas liburan panjang musim dingin dari luar kota, bahkan luar negeri.
Influenza disebabkan virus influenza yang mudah menular melalui udara. Penularannya terjadi dari manusia ke manusia melalui udara pada saat berbicara, batuk, bersin, atau kontak dengan benda yang disentuh penderita. "Orang yang bersin atau batuk akan mengeluarkan butiran-butiran kecil yang akan terhirup orang lain di sekelilingnya sehingga menulari orang tersebut," kata ahli infeksi dari RSCM Jakarta dr Syamsuridjal Djauzi.
Virus influenza memiliki masa inkubasi 1-4 hari, tapi gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba. Seseorang yang terinfeksi flu bisa menularkannya pada orang lain, bahkan sebelum dirinya menyadari telah terkena flu. Influenza dapat menular 1-2 hari sebelum gejalanya muncul. Itulah sebabnya penyebaran virus ini sulit dihentikan.
Penyakit ini menyerang saluran pernapasan dengan gejala utama demam tinggi (suhu tubuh 39 derajat Celsius atau lebih), sakit kepala, nyeri otot di seluruh badan, hidung mampet, sakit tenggorokan, batuk, nafsu makan hilang, serta badan menjadi lemah dan menggigil. Pada anak-anak, demam yang terjadi biasanya lebih tinggi, dan kadang disertai muntah atau diare.
Normalnya, penderita influenza sudah sehat kembali dalam 7-10 hari. Namun, waspadalah jika flu tidak kunjung pergi karena bisa menjadi penderita terkena infeksi serius lanjutan pasca-flu, seperti pneumonia atau bronkitis. Masyarakat juga sering kali menggunakan istilah flu untuk menggambarkan gejala pilek. Padahal, itu penilaian salah kaprah yang harus diluruskan.
"Batuk-pilek yang selama ini dikenal di masyarakat adalah suatu penyakit infeksi virus pernapasan yang tidak berbahaya. Ini sering terjadi, terutama pada usia kanakkanak. Di dunia medis gejala ini dikenal dengan istilah common cold," sebut spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, dr Dianiati Kusumo Sutoyo SpP(K).
Common cold adalah infeksi saluran napas atas akut yang disebabkan virus dengan berbagai gejala. Jumlah virus penyebabnya pun sangat bervariasi, lebih dari 200 jenis. Sementara flu adalah kependekan dari penyakit influenza yang disebabkan virus influenza A atau B.
Agar terhindar dari influenza, kita harus memelihara cara hidup sehat, yakni makan makanan sehat, cukup tidur, olahraga teratur, dan cuci tangan sesering mungkin. Jika penderita tidak berisiko terkena komplikasi influenza, biasanya dokter hanya menyarankan untuk beristirahat dan banyak minum untuk menghindari dehidrasi. Namun, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan resep obat atau antivirus tertentu.
Untuk memperkuat daya tahan tubuh, boleh saja mengonsumsi suplemen vitamin dan zinc. Sejenis tanaman herbal seperti echinacea juga dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh. Echinacea merupakan spesies tanaman berbunga yang banyak tumbuh di Eropa dan Amerika Utara. Penggunaan tanaman bernama lain Purple Coneflower sebagai pengobatan pilek ini sudah disetujui WHO sejak 1999. Echinacea dapat menurunkan durasi sakit dan menurunkan keparahan batuk, sakit kepala, dan sumbatan hidung.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal the Lancet Infectious Disease juga melaporkan bahwa konsumsi suplemen herbal Echinacea dapat mengurangi risiko terkena pilek hingga 58 persen dan mengurangi durasi penyakit pilek selama sehari atau setengah hari.
Sumber: Okezone.com