http://sehat-ituindah.blogspot.com
SEBUAH penelitian terbaru di Kanada melaporkan, kandungan protein dalam kacang polong kuning dapat menurunkan tekanan darah serta mencegah dan mengontrol terjadinya penyakit ginjal kronis.
Kendati penelitian tersebut masih sebatas hasil uji coba pada tikus, tak urung hal ini menjadi berita gembira dalam dunia kesehatan preventif.
Rotimi E Aluko, ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Manusia Universitas Manitoba di Winnipeg, mengungkapkan, penelitian tersebut bermaksud mencari pendekatan alami untuk mengatasi penyakit yang menyerang ginjal dan tekanan darah.
"Di sini yang kita bahas bukanlah obat, melainkan suatu produk yang dapat dimakan, dapat menurunkan tekanan darah sekaligus mengurangi beberapa dampak penyakit ginjal," sebut Aluko yang juga menjabat ketua tim penelitian tersebut.
Sekarang ini penyakit ginjal dialami sekitar 13 persen penduduk Amerika Serikat dan sulit ditangani. Umumnya, penderita mengalami penyakit ginjal sebagai komplikasi penyakit kardiovaskular, yakni tekanan darah tinggi yang disertai gagal ginjal. Berangkat dari hal tersebut, peneliti berfokus pada upaya mengontrol tekanan darah dengan memanfaatkan yellow garden pea (sejenis kacang polong kuning) yang sejak lama dipercaya sebagai bahan pangan kaya protein dan serat, serta bebas kolesterol.
Untuk keperluan tersebut, peneliti membuat bahan pangan khusus yang terbuat dari hasil hidrolisis protein kacang polong kuning. Pangan yang disebut "pea protein hydrolisate" itu lantas diberikan pada tikus percobaan yang berpenyakit ginjal dan darah tinggi selama delapan minggu.
Hasilnya, tekanan darah tikus-tikus tersebut turun 20 persen dibandingkan tikus-tikus senasib lainnya yang tidak diberi pangan kaya protein polong kuning.
Demikian halnya produksi urine yang biasanya terganggu akibat rusaknya fungsi penyaringan ginjal, mengalami peningkatan hingga 30 persen. Tim peneliti lantas mempresentasikan temuan tersebut pada pertemuan nasional American Chemical Society di Salt Lake City, Minggu (22/03).
Kendati hasil penelitian menunjukkan manfaat positif, peneliti belum secara resmi menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi kacang polong kuning. Alasannya, untuk mengaktivasi protein tersembunyi dari sayuran atau kacang-kacangan guna mendapatkan efek terapi yang diinginkan tidaklah mudah. "Diperlukan proses pemurnian protein yang rumit dan bersifat kompleks," ujarnya.
Selain itu,untuk menyempurnakan, protein kacang tersebut perlu dicampur dengan sejenis enzim sebagai zat tambahan pangan atau suplementasi nutrisi dalam wujud cair ataupun pil. Aluko berpandangan, obat alami dari protein kacang tersebut lebih mudah ditoleransi tubuh pasien ketimbang obatobatan pengontrol tekanan darah umumnya.
"Terapi yang bersifat alami juga dapat menghindarkan penderita dari risiko overdosis," sebutnya seraya mengungkapkan bahwa pihaknya juga tengah melakukan uji coba terhadap manusia. "Jika hasilnya sukses, terapi berbasis kacang polong akan tersedia dalam 2-3 tahun ke depan," ucapnya optimis. Sementara itu, Kepala Unit Hipertensi Universitas Chicago Dr George Bakris memberi pujian "memuaskan" terhadap hasil penelitian itu.
"Ini bukanlah pertama menemukan bahwa rahasia mengontrol tekanan darah dapat ditemukan di alam. Sepuluh tahun silam, manfaat yang sama ditemukan pada seledri," ujar Bakris.
Dia menambahkan, dalam konteks penelitian tersebut, peneliti berupaya menemukan kandungan tertentu dalam kacang polong yang memiliki fungsi dan manfaat serupa obat-obatan jenis ACE inhibitor yang telah menjadi semacam "obat wajib" bagi pasien dengan masalah kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi.
"Jadi, sebenarnya mereka (peneliti) memanfaatkan bahan pangan alami yang cara kerjanya mirip obat-obatan standar dokter," sebut Bakris yang antusias menanti hasil percobaan selanjutnya terhadap manusia.
Sumber: okezone.com