http://sehat-ituindah.blogspot.com
PERCAYA atau tidak, pola diet Mediteranian dengan cara mengatur pola makan yang diperkaya buah, sayuran, ikan, dan minyak zaitun ternyata dapat membantu otak tetap "awet" hingga tua.
Saat tubuh beranjak menua, segala fungsi tubuh tentunya mengalami penurunan, termasuk daya ingat. Salah satunya karena gangguan kognitif (ingatan) ringan yang disebut Mild Cognitive Impairment (MCI). Ini ditandai indikasi mudah lupa dan kesulitan berkonsentrasi.
Nah, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan Archives of Neurology edisi bulan ini melaporkan, orang yang melakukan diet sehat Mediteranian berisiko lebih rendah mengalami MCI, atau minimal dapat menundanya.
"Lebih dari itu, diet ini juga mencegah berkembangnya MCI menjadi alzheimer, terutama jika dilakukan sesegera mungkin setelah terdiagnosa MCI," ujar kepala peneliti, dr Nikolaos Scarmeas, seorang ahli saraf dari Columbia University Medical Center di New York.
Untuk keperluan penelitian terbaru ini, para peneliti asal Kolombia itu melibatkan partisipan sebanyak 1.400 orang tanpa gangguan kognitif dan 482 orang dengan MCI. Selanjutnya, dia mengikuti perkembangan kondisi kesehatan mereka selama empat setengah tahun. Para partisipan yang rata-rata berumur 77 tahun itu juga diminta mengisi kuesioner tentang pola makan mereka selama kurun waktu setahun terakhir.
Diet ala Mediteranian merupakan pola makan yang banyak mengasup ikan, buah, sayuran, kacang-kacangan, serta meminimalisasi hasil olahan ternak seperti susu, keju, mentega, dan daging merah. Dalam penelitian tersebut, partisipan dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan ketaatan menjalankan diet Mediteranian, yakni kelompok yang menjalankan diet tersebut secara ketat, kurang ketat (sedang), dan tidak ketat (atau bahkan sama sekali tidak menjalankan diet Mediteranian). Selanjutnya, peneliti menilai fungsi kognitif para partisipan.
Hasilnya, diketahui diet Mediteranian memberi manfaat ganda, yakni mencegah MCI dan risiko penurunan daya ingat lebih lanjut. Bahkan, pada kelompok yang tidak secara ketat menerapkan pola diet ini. "Kelompok yang menjalankan diet Mediteranian secara sedang berisiko 17 persen lebih rendah mengalami MCI dibandingkan kelompok yang sama sekali tidak menjalankan diet ini. Sementara, pada kelompok pelaku diet Mediteranian ketat, penurunan risiko mencapai 28 persen," paparnya.
Lebih jauh Scarmeas menyarankan supaya mereka yang baru saja terdiagnosis MCI untuk segera menerapkan pola diet ini supaya tidak berkembang lebih jauh menjadi alzheimer. Jika saran ini dipatuhi, prediksi dia, peluang untuk menjadi alzheimer dapat ditekan sebanyak 45 persen-48 persen. "Penelitian terdahulu juga melaporkan bahwa mereka yang taat menjalankan diet Mediteranian berisiko lebih rendah mengalami alzheimer," katanya.
Sayangnya, Scarmeas belum menemukan alasan pasti mengapa tipe diet tersebut bermanfaat bagi kesehatan otak.
Namun, dia menduga khasiatnya terkait pengurangan peradangan, yang mana cukup berperan pada beberapa kasus penyakit yang berhubungan dengan otak. Kemungkinan lainnya adalah karena diet ini cenderung rendah kolesterol sehingga kemungkinan risiko terkena penyakit kardiovaskular juga lebih rendah.
Menanggapi hasil studi tersebut, kepala divisi psikiatri/geriatri Montefiore Medical Center, New York, Gary Kennedy, memberi komentar positif. "Tampaknya ini terkait respons dosis. Makin taat Anda menjalani diet Mediteranian, makin baik pula hasilnya," ujarnya.
Hal senada dikemukakan nutrisionis dari Universitas Tufts di Boston, Alice Lichtenstein. Dia turut gembira melihat kian banyak bukti tentang manfaat pola diet sehat. Terkait manfaat diet Mediteranian tersebut dalam mengurangi risiko gangguan kognisi, dia berpandangan ada dua kemungkinan, yakni tipe diet sehat tersebut yang memang bermanfaat, atau karena orang-orang yang menjalankan pola makan sehat biasanya juga memiliki kebiasaan sehat. Karena itu, otomatis menurunkan risiko penyakit.
Sumber: okezone.com