Setelah kasus demam berdarah dengue (DBD), kini warga yang tinggal di wilayah Jakarta dan Depok kembali dihebohkan dengan munculnya penyakit "flu singapura". Gejala yang muncul tidak jauh brbeda dengan flu biasa yakni demam dan disertai sariawan dalam rongga mulut, tenggorokan meradang, dan muncul bercak-bercak hingga cacar air di kaki, telapak tangan, serta telapak kaki.
"Data dari Dinas Kesehatan DKI menyebutkan, pada Februari terhadap dua kasus flu singapura. Pada bulan Maret juga terdapat dua kasus penyakit serupa. Tapi, pada April sampai Rabu ini belum ada laporan kasus itu," papar Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesmas) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Effendi usai menghadiri pemaparan hasil survei YLKI dan Fakta mengenai Pelanggaran Kawasan Dilarang Merokok di berbagai kantor pemerintah di DKI, di Jakarta Media Center (JMC), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).
Dalam catatan Kompas, flu Singapura pernah menyerang salah seorang anak di Jakarta Selatan pada tahun 2004. Saat itu, satu sekolah asing terpaksa diliburkan dan diisolasi untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit tersebut (Kompas, 18 April). Kasus flu singapura kembali muncul tahun 2007 dan menyerang anak di Jakarta Timur (Kompas, 5/9).
Anas mengimbau, warga harus waspada terhadap penyakit flu Singapura yang terjadi di Jakarta pada bulan Februari dan Maret serta saat ini sudah menjangkiti beberapa warga Depok, Jawa Barat.
"Penyakit menular melalui kontak langsung, batuk, urine, dan feces ini banyak menyerang bayi dan anak-anak. Penularannya sangat cepat. Namun, penyakit ini tidak mematikan," kata Anas di Jakarta Media Center, Jakarta Pusat, Rabu (15/4).
Namun dalam kasus flu Singapura, si penderita mengalami sariawan, bibirnya pecah-pecah, lidah dan tenggorokannya meradang. Selain itu, pada kulit si penderita terdapat bercak lebar-lebar warna merah.
Menurut Anas, penyakit flu Singapura dibawa masuk oleh mereka yang masuk ke Indonesia setelah berpergian atau berlibur dari luar negeri. Masa inkubasi selama tujuh hari. Penyakit ini dengan cepat menular melalui udara, percikan air liur, urine, feses, dan bersentuhan langsung dengan penderita.
"Jika ada warga yang mengalami gejalan-gejala tersebut segeralah mendatangi puskesmas atau dokter agar segera diambil tindakan," tandas Anas.
Sumber: Kompas.com