http://sehat-ituindah.blogspot.com
STROKE tidak saja menghantui orang-orang berusia senja. Penyakit yang menyebabkan rusaknya fungsi saraf ini juga mulai menyerang orang-orang muda. Untuk menghindari terjadinya kelumpuhan dan tidak berfungsinya saraf, berikut beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan pasca-serangan stroke.
Hidroterapi
Jangan heran dulu ketika melihat sebuah rumah sakit memiliki kolam renang. Kolam renang yang biasanya disebut sebagai kolam hidroterapi, memiliki fungsi khusus. Kolam ini biasanya digunakan untuk merehabilitasi gangguan saraf motorik pasien, mulai pasien pasca-stroke hingga kecelakaan.
Bedanya lagi dengan kolam biasa adalah kolam hidroterapi berisi air hangat yang membuat tubuh bisa bergerak lancar, memperlancar peredaran darah, dan memberikan ketenangan. Kolam hidroterapi memungkinkan pasien untuk berlatih menggerakkan anggota tubuh tanpa risiko cedera karena terjatuh. Kolam hidroterapi sekarang bisa ditemukan di banyak rumah sakit, seperti RSPAD Gatot Subroto, juga RS Fatmawati Jakarta dan RS Bethesda Bandung.
Terapi Sonolisis (Synolysis Therapy)
Terapi ini dilakukan dengan teknik ultrasound dan tanpa menggunakan obat-obatan. Dengan terapi ini diharapkan sumbatan pada pembuluh darah pecah menjadi partikel-partikel kecil yang sangat halus (hancur) sehingga tidak menjadi risiko untuk timbulnya sumbatan-sumbatan baru di tempat lain. Terapi ini sudah bisa ditemukan di Medistra Neuroscience Center.
Senam Khusus
Stroke adalah penyakit yang mengakibatkan kerusakan saraf yang perlu ditangani dengan serius. Untuk mengembalikan fungsi otot dan saraf yang tidak berfungsi, salah satu cara adalah dengan melakukan senam khusus penderita stroke. Senam ini berfungsi untuk melatih otot yang kaku dengan gerakan-gerakan yang ringan dan tidak menyakitkan bagi penderitanya. Senam khusus untuk pascastroke banyak dijumpai di rumah sakit di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Terapi Musik
Musik adalah bahasa universal yang memiliki banyak manfaat. Selain didengarkan ketika bersantai, musik ternyata dapat digunakan untuk perawatan kesehatan seperti mengurangi stres dan kecemasan.
Ahli terapi menggunakan musik atau suara dalam membantu pasien dalam mencapai tujuan teraputik, termasuk di dalamnya mental, fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Penderita stroke yang rajin mendengarkan musik setiap hari, menurut hasil riset, ternyata mengalami peningkatan pada ingatan verbalnya dan memiliki mood yang lebih baik dibandingkan penderita yang tidak menikmati musik.
Temuan lainnya adalah mendengarkan musik pada tahap awal pascastroke dapat meningkatkan pemulihan daya kognitif dan mencegah munculnya perasaan negatif. Terapi musik untuk penderita stroke telah diteliti Pendidikan Keperawatan Universitas Respati Jakarta.
Terapi AIUEO
Sesuai dengan namanya, terapi AIUEO adalah terapi yang fokus pada perbaikan cara berbicara. Karena banyak pasien stroke kehilangan kemampuan berbicara karena saraf yang terganggu.
Terapi ini sudah banyak diperkenalkan di rumah sakit atau di pusat rehabilitasi stroke di kotakota besar di Indonesia. Diharapkan dengan terapi AIUEO tersebut pasien bisa mendapatkan kembali kemampuan berkomunikasi.
Sumber: okezone.com